Title : Problems in Love
Author : @ashfia0515
Type : Chapter
Rating : PG 15
Genre : Romance, sad
Main Cast : - Jessica Jung - Lee Donghae
Disclaimer : Jeng.... Jeng... Jeng.. akhirnya part 2 koming,, :) jhahah.. RCL please ya!!!
HAPPY READING
Jessica baru saja keluar dari ruang operasi. Ia lalu pergi mengganti bajunya. Membuka maskernya, membenarkan rambutnya, dan kembali memakai jas putih dokternya.
Ohh ia sekarang harus memeriksa keadaan Hyoshin. Yang ia ketahui sendiri keadaan anak itu semakin memburuk, belakangan ini, Hyoshin sering mengalami mimisan dan muntah-muntah. Itu membuatnya khawatir dan harus lebih memperhatikan Hyoshin. Itulah tanggung jawabnya selama menjadi dokternya Hyoshin yang sudah ia jalani selama 4 tahun ini.
Sebelum Jessica pergi menemui Hyoshin, ada seseorang yang merupakan kerabat dari pasien yang ia operasi tadi. Oh astaga!! Ia lupa! Seharusnya ia menemui keluarga dari pasiennya itu dulu, untuk memberikan informasi tentang keadaan pasiennya.
"Dokter bagaimana keadaan suami saya?" Ucap seorang wanita paruh baya dengan dua orang anaknya yang sudah remaja.
"Suami anda baik-baik saja. Operasinya berjalan lancar. Tinggal menunggunya sadar saja" ucap Jessica ramah.
"Dokter, gamsahamnida! Gomawo telah menyelamatkan appa saya!" Ucap anak laki-laki di sampingnya.
"Ne, berterimakasihlah pada Tuhan. ini semua juga berkat do'a kalian" ujar Jessica.
"Dokter memang dokter yang hebat dan sangat baik hati" puji anak perempuannya. Jessica hanya membalasnya dengan senyum manisnya.
Di sisi lain, Donghae yang melihat itu tersenyum. Ia jadi ingat awal pertama kali pertemuannya dengan Jessica.
Donghae menghampiri Jessica dengan senyumnya yang mengembang serta pandangan mata yang menyiratkan bahwa ia sedang merindukan Jessica.
Jessica membulatkan matanya. Kaget akan kehadiran Donghae yang tiba-tiba muncul dihadapannya. "Dd.. Do.. Donghae? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jessica gugup.
Donghae mengangkat kantung makanan yang ia bawa. "Untuk Hyoshin!" Ucapnya sambil tersenyum.
==
Hyoshin terlihat sangat senang melihat kedatang Jessica beserta Donghae, ia kira yang akan membawakan makanan untuknya adalah susternya, dan ternyata adalah hyungnya yang ia rindukan.
"Hyung!! ku kira hyung sudah melupakanku!! Kenapa tidak menemuiku akhir-akhir ini?" Tanya Hyoshin membuat Donghae dan Jessica bertatapan sebentar.
"Hyungkan sedang sibuk, benarkan?" Tanya Jessica pada Donghae, dan namja itu pun mengangguk.
Setelah selesai makan, Jessica memberikan Hyoshin obat yang biasa dikonsumsi Hyoshin. Setelah itu Hyoshin tidur siang.
Setelah Hyoshin tertidur pulas, Jessica membenarkan posisi tidur Hyoshin, mengangkat selimutnya hingga sebatas dada, dan mengelus lembut rambut Hyoshin.
Tanpa disadarinya, sedari tadi ternyata Donghae memperhatikan gerak-gerik Jessica. Bagaimana cara gadis itu memperlakukan Hyoshin dengan lembut, bagaimana cara gadis itu berkomunikasi dengan seorang anak kecil. Bahkan Donghae tak pernah melihat Ny. Jang seperti itu pada Hyoshin. Ny. Jang adalah type wanita yang lebih memilih pekerjaan dibandingkan urusan yang lainnya. Umur Hyoshin sekarang sudah berumur tujuh tahun, dan sejak berumur tiga tahun, Hyoshin telah dirawat oleh Jessica sebagai pasiennya. Dan itu membuat Hyoshin lebih dekat dengan Jessica ketimbang dengan ibunya.
Donghae tersenyum ketika Jessica mencium kening Hyoshin dengan lembut. Itu memperlihatkan bahwa Jessica seorang wanita penyayang.
"Sica!" Panggil Donghae.
Dalam kegugupannya Jessica menoleh dan berusaha menutupi kegugupannya. "Ne?"
Tanpa disangkanya Donghae kini tengah memeluknya erat. "Maafkan aku Jess!"
Jessica berusaha melepaskan pelukan Donghae dengan halus. "Ne, Donghae.. aku sudah memaafkanmu," ucap Jessica sambil melepas pelukannya.
"Aku berjanji akan terus menjaga hubungan kita, apapun akan aku lalukan untuk mempertahankan cinta kita." Donghae meyakinkan Jessica.
"Ne, Donghae aku mengerti!" Ucap Jessica menatap kedua bola mata Donghae, keduanya kini saling betatapan.
"Kau tidak marah?" Tanya Donghae, ia kurang mengerti apa yang dimaksud Jessica. Bukankah seharusnya gadis ini marah? Atau meminta putus?
Jessica menggeleng. "Kau memaafkanku!? Kumohon jangan memasukkan perkataan eomma kedalam hati!" Mohon Donghae.
"ani Donghae, aku mengerti. Setiap orang butuh proses untuk menerima suatu hal yang baru." Ucap Jessica membuat Donghae kembali merengkuhnya kedalam pelukannya lagi.
Sungguh ini begitu menyentuh. Terbuat dari apakah hati gadis itu?? Donghae tak henti-hentinya mengucapkan 'maaf' pada gadis dalam pelukannya. Ia benar-benar merasa bersalah, karena telah menyakiti Jessica, sedangkan gadis itu tak sedikitpun menyalahkannya. Ia berjanji akan tetap mempertahankan hubungannya dengan Jessica.
==
"Eomma lihat akhir-akhir ini kau sering melamun, wae?" Tanya Ny. Jung pada putri semata wayangnya.
"Ani, aku tidak melamun." Elak Jessica.
"Gotjimal. Eomma tahu kau sedang ada masalah. Apa dengan namjachingumu??" Tanya eomma, Jessica dengan cepat menggeleng. Eommanya memang tahu ia mempunyai seorang namjachingu tapi hanya saja mereka belum pernah bertemu.
"Ani, eomma kami baik-baik saja!" Kata Jessica dengan senyumnya yang meyakinkan.
"Lalu, kenapa eomma sering mendengar kau menangis??" Tanyanya khawatir.
"Eumm... sudahlah eomma aku baik-baik saja."
"Jangan begitu, bila ada masalah cerita pada eomma.!"
"Ne, eomma jika aku sudah siap pasti aku akan menceritakannya pada eomma." Jessica lalu memeluk eommanya. Dengan ini ia bisa tenang. Sedangkan Ny. Jung masih tak percaya putrinya itu baik-baik saja, pasti ada yang di sembunyikan Jessica darinya.
==
Donghae terlihat geram dengan wanita dihadapannya yang masuk ke ruangan kerjanya tanpa permisi. Dan lihatlah apa yang dilakukan Sooyoung. Bahkan gadis itu tengah duduk di atas meja kerja Donghae. Benar-benar tidak sopan pikirnya.
"Ohhh apa ini yang pacarmu?" Tanya Sooyoung, ia mengambil bingkai foto yang berisi Donghae dan Jessica didalamnya sedang tersenyum bahagia.
"Kembalikan itu pada tempatnya!" Ucap Donghae dengan nada keras.
"Oh ayolah, kita akan menikah sebentar lagi. Jadi lupakan gadis ini!"
Donghae tersenyum sinis, "Ho, kau pikir aku akan sudi menikahimu?" Donghae menghembuskan nafasnya kasar. "Tidak akan." Lanjutnya.
"Oppa keluarga kita telah mengurus pernikahan kita!"
"Kalau begitu kau saja yang menikah!" Jawab Donghae lalu meninggalkan Sooyoung sendiri.
Sooyoung hanya mendengus kesal melihat kepergian Donghae. Bagaimana pun caranya ia harus menikah dengan Donghae. Ia kembali melihat foto Donghae dan Jessica, di belakangnya ada secoret tulisan 'me and my everything. Jessica Jung'. Sooyoung tersenyum sinis membaca kalimat itu. Lalu ia mengambil ponselnya, menghubungi seseorang.
"Cari tahu gadis bernama Jessica Jung, ia seorang dokter. Cari tahu semua tentangnya. Informasinya ku tunggu!"
==
Jessica sangat panik karena sedari tadi Hyoshin mengeluh sakit pada kakinya. Ia telah melakukan pemeriksaan pada kakinya. Syukurlah tak terjadi apa-apa, ini hanyalah sakit kaki biasa karena terlalu banyak beraktivitas. Karena yang Jessica takutkan adalah Hyoshin mengalami patah tulang yang dapat membuatnya pincang mendadak. Karena penderita neuroblastoma biasanya akan menyebabkan patah tulang tanpa sebab. Itulah hal yang Jessica takutkan.
Ya, gadis itu sering dibuat resah karena keadaan Hyoshin yang kian hari kian memburuk. Ia sering mengeluh sakit diperutnya, mual-mual dan terkadang mimisan.
"Hyoshin jika main jangan terlalu aktif ya... nanti dan kaki Hyoshin sakit lagi." Saran Jessica pada Hyoshin. Gadis itu telah berkali-kali mewanti-wanti Hyoshin agar tidak terlalu kecapean. Mengingat ada tumor di perutnya yang merupakan bagian dari penyakitnya.
"Ne, dokter.." ucap Hyoshin lesu.
"Ani, Hyoshin harus berjanji. Kalau tidak. Dokter Jessica tidak mau bertemu dengan Hyoshin lagi." Jessica membuat ekspresi mukanya terlihat cemberut.
"Ne, yaksok!" Hyoshin mengacungkan kelingking mungilnya. Dan Jessicapun mengaitkan kelingkingnya pada jari mungil milik Hyoshin.
Tiba-tiba seorang asistant dari Jessica datang. Membuat Jessica menoleh seketika.
"Maaf dokter, ada pasien yang mengeluh sakit pada bagian perutnya." Ucapnya.
"Sudah diperiksa?" Tanya Jessica.
"Dia menolak untuk di periksa dok, dia ingin dokter langsung yang memeriksanya." Jawab perawat itu lagi.
"Benarkah?? Baiklah aku segera kesana. Hyoshin tunggu disini bersama suster Yoon ne." Hyoshin mengangguk dan Jessicapun pergi dari tempat itu.
==
Jessica memeriksa pasiennya dengan teliti. Tapi aneh, ya aneh. Ia sudah berkali-kali mengecek kondisi pasien ini. Tak apa-apa. Tapi kenapa pasien ini mengeluh sakit.??
"Apa anda sedang datang bulan?" Tanya Jessica pada pasiennya yang merupakan seorang gadis yang cantik dengan tubuhnya yang molek.
Pasien itu hanya menggeleng sambil berusaha menahan sakit pada bagian perutnya.
"Periksa darahnya!" Suruh Jessica pada seorang dokter magang. Dokter tersebutpun segera memeriksa darahnya.
"Aduuhhhh!!! Sakittt!!" Keluhnya.
"Tenang ya!" Jessica berusaha menenangkan pasiennya itu.
"Darahnya normal dok..!" Jessica sekali lagi dibuat bingung. Ia sudah memeriksa pasiennya tapi tak ditemukan penyakit apa-apa. Darahnya juga normal. Apa pasien ini...?? Ah tidak untuk apa gadis secantik dia berbohong...?? Toh di rumah sakit ini tidak ada yang menjadi perhatian..! Pikir Jessica.
"Anda tidak mengidap penyakit apa-apa. Apa andaa...."
"Berbohong. Begitu??" Potong wanita itu.
"Ani, bukan begitu maksudku..."
"Kau ini dokter atau bukan??? Kenapa tak bisa mengenali penyakitku??" Bentaknya yang membuat Jessica kaget.
Tiba-tiba dua orang yeoja paruh baya datang dan salah satunya, yang merupakan ibu dari gadis ini langsung memeluknya.
"Kau kenapa Sooyoung-ah??" Tanyanya khawatir.
"Eomma!" Rengek gadis bernama Sooyoung itu.
"Wae??" Tanya wanita satu lagi.
"Perutku sangat sakit...!!" Ungkapnya sambil terlihat sangat kesakitan.
Jessica membelalakkan matanya ketika ia bertatapan dengan Ny. Lee. Ibu Donghae. Keduanya sama-sama terkejut.
"Eomma, ahjumma. Dokter ini mengatakan aku hanya berpura-pura sakit. Padahal aku benar-benar merasakan sakit..!!" Ucap Sooyoung.
"Benarkah??? Kau ini kan seorang dokter? Kenapa kau bodoh sekali tidak bisa memeriksa penyakit seperti ini??" Bentak Ny. Lee pada Jessica.
"Maaf, kami telah memeriksanya berkali-kali, tapi kami tidak menemukan apapun." Ucap Jessica.
"Kau ini bekerja tidak becus! Kau mau aku menuntutmu bila terjadi apa-apa dengan calon menantuku??" Bentak Ny. Lee lagi. Yang membuat hati Jessica mencelos adalah ketika Ny. Lee mengucapkan kata MENANTU. Sooyoung menyeringai dalam pelukan eommanya.
==
Donghae menerima informasi bahwa Sooyoung di rumah sakit. Eommanya memaksanya untuk melihat keadaan Sooyoung dirumah sakit. Donghae berharap agar ia tak bertemu Jessica disana. Karena Sooyoung berada di rumah sakit tempat Jessica bekerja.
Donghae segera masuk ke dalam ruangan tempat dimana Sooyoung di rawat. Ia dibuat tercengang ketika eommanya sedang membentak Jessica. Jujur ia merasa tak rela melihat Jessica diperlakukan seperti itu apalagi oleh eommanya sendiri.
"Ada apa ini??" Tanyanya pelan. Namun, rahangnya mengeras. Terlihat Jelas bahwa ia sangat marah.
Tak disangkanya saat Donghae menghaempiri ke empat wanita itu, Sooyoung langsung memeluknya. "Oppa! Dokter ini tidak becus memeriksaku, perutku sakit sekali." Rengek Sooyoung manja.
Demi Tuhan, Donghae tak nyaman dengan posisi seperti ini. Ia tak mungkin berlaku kasar pada Sooyoung di depan eommanya dan juga eomma Sooyoung. Tapi disisi lain ia tak tega melihat Jessica yang kini hanya menunduk bersalah.
"Oppa, perutku sakit sekali!!" Rengek Sooyoung pada Donghae manja. Ia menarik tangan Donghae untuk menyentuh perutnya.
Jujur, sakit. Sakit jika melihat Donghae berpelukan dengan yeoja lain dihadapannya, rasanya seperti tertusuk jarum. Jessica hanya berusaha menahan rasa sakit di dadanya. Ia ingin menangis sejadinya.
Donghae sebenarnya tak mau melakukan ini, apalagi di depan Jessica. Ia tak tega melihat gadisnya kini tertunduk dan terpojokkan oleh eommanya sendiri.
"Kau ini dokter, tapi tak ada gunanya..."
"eomma.." potong Donghae yang tak bisa melakukan apa-apa karena Sooyoung terus mempererat pelukannya.
"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang ternyata itu adalah direktur rumah sakit ini.
"Oh, direktur.. saya mengajukan protes,, kenapa dokter ini tidak bisa memeriksa calon menantu saya? Apa ia dokter gadungan??" Protes Ny. Lee. Sekali lagi Jessica merasakan sakit di dadanya, apalagi ketika Ny. Lee mengatakan mengatainya dokter gadungan.
Donghae tak berhenti menatap Jessica yang bahkan gadis itu sama sekali tak menatapnya atau meliriknya. Dadanya ikut merasa sesak melihatnya. Namja brengsek. Ya, Donghae akui jika ia brengsek. Ia hanya bisa membuat Jessicanya menangis.
"Saya minta gantikan dokter ini!" Ucap Ny. Lee ketus.
"Baiklah, kami akan menggantikannya." Ucap Direktur pada akhirnya, lalu pergi dari ruangan itu di ikuti Jessica di belakangnya setelah sebelumnya gadis itu membungkuk hormat dan meminta maaf tanpa melirik Donghae. Ahhhh pasti Jessica tersakiti. Brengsek kau Lee Donghae.
Jessica berpikir Donghae akan memanggilnya atau menahannya, namun apa yang dipikirkannya ternyata salah. Bahkan Donghae tak sama sekali bergerak dari posisinya yang sedang memeluk Sooyoung. Ahh.. mungkin ia sudah mulai tertarik pada gadis itu. Benar, namja mana yang tidak tertarik dengan gadis secantik Sooyoung.
"Dokter Jung, sebenarnya ada apa ini??" Tanya direktur dengan nada marah membuat Jessica sedikit kaget. Selama menjadi dokter, Jessica tak pernah di marahi seperti ini.
"Maaf, tapi aku telah memeriksanya dengan teliti, dan hasilnya normal. Nona Choi baik-baik saja." Jawab Jessica pelan, pipinya mulai memanas. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Ya sudah kau boleh pergi...!!" Ucap direktur sambil mengibaskan tangannya tanpa melihat pada Jessica. Dan Jessica pergi setelah sebelumnya membungkuk hormat pada sang direktur.
Ia keluar dari ruangan direktur sambil memegangi dadanya yang terasa sesak karena ini kali pertamanya ia diperlakukan seperti ini. Belum lagi, kejadian tadi, ia harus dimarahi oleh eomma Donghae di depan Sooyoung, dan ia harus melihat Sooyoung memeluk namjachingunya. Sungguh menyakitkan.
==
Seorang dokter bertubuh mungil masuk ke ruangan dimana Sooyoung dirawat. Kini Donghae dan eommanya sudah tidak disana. Hanya ada Sooyoung disana, karena eommanya sedang pergi keluar.
"Mari saya periksa nona Choi." Ucap dokter yang bername tag 'Lee Sunny' itu.
"Ahhh, tidak usah!!" Sooyoung menghempaskan tangan dokter Sunny dengan kasar, membuat dokter Sunny terkejut.
"Hahh? Jadi kau hanya berpura-pura?" Tanya dokter itu dengan nada sedikit meninggi.
"Ne, wae??" Ucapnya sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau?? Kenapa melakukan ini?? Kau harus meminta maaf pada Jessica! Karenamu Jessica dimarahi direktur!!!" Marah Sunny pada Sooyoung yang marah tersenyum sinis.
"Itu yang ku mau dokter Lee... Sun.. Ny.. Lee Sunny." Kata Sooyoung membaca name tag yang terpasang pada Jas dokter itu lalu pergi.
==
Donghae mengacak-acak rambutnya frustasi. Sedari tadi ia tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Yang ada di pikirannya hanya ada Jessica. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Mengingat tadi ia melihat Jessicanya terpojokkan. Ia tak tega melihatnya begitu. Ia harus segera meminta maaf sebelum Jessica salah paham. Ya, sekarang.
Donghae lalu berjalan menuju parkiran dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.
Donghae berjalan melalui lorong-lorong rumah sakit, ia berjalan menuju ruangan tempat Jessica bekerja. Tapi sebelum ia membuka pintu, ia mendengar Jessica sedang berbicara dengan seseorang. Ia tertarik untuk mendengarnya.
"Nona Choi, itu benar-benar keterlaluan, ternyata dia hanya berpura-pura Jess..." ucap seorang perempuan yang Donghae tak ketahui siapa namanya.
"Eumm.. aku sudah tahu dia pasti melakukan itu." Suara Jessica terdengar parau.
"Sebenarnya siapa Choi Sooyoung itu?? Kenapa ia melakukan itu padamu?"
"Dia calon istri Donghae."
"Mwo.?? Donghae pacarmu itu??" Tak terdengar jawaban dari Jessica.
"Lalu bagaimana denganmu??"
"Entahlah, mungkin ini saatnya aku harus merelakan Donghae, Sunny-ah." Suara Jessica terdengar lesu. Donghae lemah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Jessica. Mungkinkah Jessica akan meninggalkannya??
Donghae tersentak kaget ketika pintu ruangan Jessica terbuka. Dan kini dihadapannya ada seorang yeoja yang merupakan rekan Jessica sesama dokter.
"Ohhh.. kau-kau ingin bertemu dengan Jessica.??" Tanyanya yang sama kagetnya dengan Donghae. Donghaepun segera masuk kedalam ruangan Jessica.
Dilihatnya kini Jessica melipat kedua tangannya di atas meja dan menyandarkan kepalanya. Tampaknya gadis itu tak menyadari kehadiran Donghae.
"Jess." Panggil Donghae. Jessica sangat mengetahui suara itu. Akhirnya ia pun menoleh, dan membelalakkan matanya ketika melihat Donghae di hadapannya.
"Dd... Do.. Donghae?" Gugup Jessica.
"Jess, kau harus dengarkan penjelasanku." Ekspresi wajah Donghae terlihat penuh permohonan. Sedangkan Jessica hanya memilih diam.
Donghae berjongkok di hadapan Jessica yang duduk di kursi kerjanya. "Jessica. Jeongmal mianhaeyo. Jebal maafkan aku. Aku tak tahu ini yang keberapa aku menyakitimu. Aku memang brengsek. Mian yang kemarin, Sooyoung tiba-tiba memelukku. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Eomma selalu mengancam akan bunuh diri jika aku tak menurutinya. Tapi aku janji aku akan pertahankan hubungan kita." Ucap Donghae panjang lebar dan serius.
"Donghae..!" Panggil Jessica.
"Ne,,"
"Mungkin akan lebih baik jika kau bersama Sooyoung." Hati Donghae mencelos mendengarnya.
"Hahh?? Apa maksudmu Jess??" Nada bicara Donghae meninggi.
"Lebih baik kita sampai disini saja. Kau dan Sooyoung, dan aku akan lebih fokus pada Hyoshin."
"Hahh?? Tapi Hyoshin juga menginginkan kita bersama!! Apa kau tak ingat Hyoshin selalu membicarakan pernikahan kita??" Donghae tak terima dengan keputusan Jessica yang meminta berpisah dengannya. Itu adalah mimpi buruk baginya.
"Ada saatnya dia akan mengerti. Kita tidak bisa bersama Donghae." Ucap Jessica pelan. Donghae menghembuskan nafasnya kasar.
"Tapi...."
"Jebal." Potong Jessica.
"Jessica aku tidak bisa.." kini suara Donghae terdengar melemah. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak.
"Donghae, percayalah! Jika Tuhan mentakdirkan kita untuk bersama, kita pasti akan dipertemukan kembali."
Donghae hanya diam mendengar perkataan Jessica. Apakah ia harus meninggalkan Jessica dan menjalani hidup selanjutnya dengan Sooyoung??
"Baiklah, jika ini maumu.." pada akhirnya Donghae menyerah. Jessica sebenarnya sejak tadi tengah mati-matian menahan air matanya yang berusaha keluar menerobos pelupuk matanya. Namun, ia tak boleh terlihat lemah di hadapan Donghae.
==
PRANGGG
BRUKKK
PRANGGG
Donghae terlihat sangat kacau saat pulang menemui Jessica tadi. Apa saja yang ada di hadapannya ia bantingkan. Ia mengacak-acak semua barang yang ada di apartementnya. Bajunya kusut, sama halnya dengan wajahnya yang terlihat kusut juga. Nafasnyapun tak beraturan. Apa ia siap menjalani hidupnya tanpa seorang Jessica Jung???
Ho, sia-sia saja Donghae membangun kisah cintanya dengan Jessica selama tiga tahun ini. Jika dipikirkan, Donghae lebih memilih untuk tidak mengenal Jessica jika akhirnya harus begini. Donghae sudah terlalu dalam mencintai gadis itu hingga seperti ini. Rasanya ingin mati saja. Satu hal yang ia tak mengerti. Kenapa waktu itu eommanya tiba-tiba membenci Jessica.
Donghae terduduk lemah dan menyandarkan dirinya pada pintu. Ia menatap layar ponselnya yang mempunyai sebuah pesan dari eommanya.
"Besok datanglah ke butik langganan eomma dengan Sooyoung. Kau harus segera mencoba pakaian mu." Begitulah pesan dari eommanya. Haruskah ia datang??
==
Ny. Jung sudah tahan mendengar tangisan putrinya. Segera ia melangkahkan kakinya menuju kamar putrinya.
"Sica-ah, gwaenchanna??" Tanya eommanya khawatir.
"Ne, eomma gwaenchannayo.." ucapnya dengan suara parau. Ny. Jung tahu, meskipun putrinya berkata tidak apa-apa, pasti ada masalah dengan putrinya. Buktinya, kenapa Jessica menangis?? Terlihat sekali ada lingkaran hitam dibawah matanya.
Ny. Jung menghampiri Jessica dan memeluknya, memberikan ketenangan untuk anaknya. "Eomma tahu kau ada masalah, ceritakan saja pada eomma!"
Jessica semakin meneteskan air matanya. "Eomma, apa salah aku memutuskan Donghae sedangkan aku masih mencintainya??" Jessica meminta pendapat eommanya.
"Mwo? Waeyo??"
"Donghae dijodohkan oleh eommanya, aku tak mengerti kenapa eommanya langsung membenciku sejak pertemuan pertama kami." Jessica menghapus air matanya, namun percuma saja air matanya tetap tak mau berhenti mengalir.
Ny. Jung mengusap punggung Jessica bermaksud untuk menenangkannya. "Donghae??" Tanya Ny. Jung memastikan, sepertinya ia pernah mendengar nama itu.
Jessica mengangguk, "ne, Lee Donghae." Jawab Jessica. Ny. Jung berusaha menyembunyikan keterkejutannya ketika mendengar marga Lee di sebutkan. 'Keluarga Lee' ucap Ny. Jung dalam hatinya.
'Kenapa dia harus melibatkan masa lalu dengan kehidupan anak-anak?' Batin Ny. Lee.
~flashback~
Kang Riri (eomma Donghae) dan Park Jung Jin (eomma Jessica) *anggep aja gitu :)* Riri dan Jungjin adalah dua sahabat yang tak terpisahkan, mereka selalu berdua kemana saja. Karena itu mereka berdua mendapat julukan si kembar siam di sekolahnya, karena mereka selalu bersama kemanapun. Mereka berjanji akan selamanya bersama.
Suatu hari Riri bercerita pada Jungjin, bahwa ia menyukai seorang namja yang merupakan senior mereka. Dan ia mengatakan ia sangat tergila-gila pada Jung Yong Hwa, namja tampan yang famous di sekolahnya. Jungjin ikut senang mendengarnya.
Berbagai cara telah Riri lakukan untuk mendapatkan hati seorang Jung Yong Hwa. Sampai ia rela dipermalukan ketika ia menyatakan perasaannya pada Yonghwa dan ditolak. Namun ia tak patah semangat. Hari-harinya ia lalui dengan terus mengejar cinta dari Yonghwa, dan tentu saja dengan dukungan dari sahabat baiknya Jungjin. Hingga akhir Yonghwa luluspun, Riri tetap masih mengejar Yonghwa.
3 tahun kemudian, Riri dan Jungjin lulus dari sekolah menengah atas, mereka masuk ke universitas yang sama dengan Yonghwa. Dan Kang Riri tak pernah menyerah sebelum ia mendapatkan hati Yonghwa. Sampai suatu saat, Yonghwa akhirnya luluh dan menerima Riri sebagai yeojachingunya. Tentunya Park Jung Jin, sebagai sahabat Riri ikut senang akhirnya sahabatnya mendapatkan cinta sang pujaan hati.
Satu bulan lamanya semenjak Riri dan Yonghwa berpacaran, sama halnya seperti pasangan kekasih lainnya. Mereka melakukan hal romantis, kencan dan lainnya. Riri juga selalu bercerita pada Jungjin tentang perlakuan romantis Yonghwa padanya.
2 minggu setelah itu, Riri dibuat tercengang oleh perkataan Yonghwa yang mengatakan bahwa ia tak pernah mencintainya. Sebenarnya, Yonghwa menerima Riri hanya karena ingin mendekati Jungjin. Betapa kecewanya Riri pada saat itu.
Pada akhirnya, Riri menjauhi Jungjin dan tak pernah menyapanya. Dan yang paling menyakitkan bagi Riri adalah ketika ia mendapat sebuah surat undangan pernikahan dari Jungjin dan Yonghwa. Sungguh ini merupakan penghiantan yang amat menyakitkan. Lalu kenapa Jungjin selalu mendukungnya untuk mengejar Yonghwa??
Jungjin pun tak tahu, tiba-tiba orang tuanya menjodohkannya dengan Yonghwa. Apa yang harus ia lakukan? Ia tak mau disebut anak pembangkang. Sejujurnya, ia juga mencintai Yonghwa. Tapi apa ia harus melakukan ini? Ia akan menjadi sahabat yang jahat jika melakukan ini. Dan pada akhirnya ia harus mengakui bahwa ia seorang penusuk. Walau ia tak mau melakukan ini.
"Riri-ah, nan jeongmal mianhae. Aku tak bermaksud menusukmu dari belakang. Kami dijodohkan." Sesal Jungjin.
"Jinjja? Wae? Kenapa kau menusukku? Aku membencimu! Tunggu saja pembalasanku!!" Marah Riri. Lalu pergi meninggalkan Jungjin yang terduduk sambil menangis.
Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi. Riri harus menerima kenyataan dan merelakan Yonghwa dan Jungjin untuk bersama. Dan mungkin pada saat itu dewi fortuna tak berpihak padanya. Dan kini Riri harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya menjodohkannya dengan lelaki bernama Lee Dong Soo. Namja yang tak dicintainya sama sekali. Ia berjanji suatu hari nanti akan membalas apa yang telah dilakukan Jungjin padanya.
~end flashback~
'Ini semua salah eomma. Eomma minta maaf' sesal Ny. Jung dalam hati.
==
"Oppa bagaimana dengan yang ini?" Tanya Sooyoung menanyakan tanggapan Donghae dengan gaun yang disedang ia coba untuk hari pernikahannya.
"Bagus, aku suka." Puji Donghae seadanya. Ia mencoba memantapkan hatinya untuk bangkit kembali dan memulai kehidupan yang baru. Walau hatinya terus meneriakkan nama Jessica.
Sooyoung terlihat senang dengan perubahan Donghae. Ia berhasil. Berkat rencananya, akhirnya Donghae bisa menerimanya.
"Baiklah, aku ambil yang ini." Ucapnya pada pelayan butik.
"Kau akan memakai tuxedo yang mana? Eummm... biar aku pilihkan, sepertinya yang ini cocok untukmu." Sooyoung membawa sebuah tuxedo berwarna hitam yang terlihat mewah.
"Eotteokhae?" Tanya Sooyoung lagi. Donghae mengangguk. "Boleh."
"Kami ambil yang ini."
==
"Appoyo, uisa!!" Rengek Hyoshin kesakitan. Tumor di perutnya telah membesar, dan kanker pada tulang belakangnya telah menekan saraf tulang belakangnya.
"Sekarang bagaimana?" Tanya Jessica sedikit panik namun ia harus tetap tenang.
"Gerakan lagi kakimu Hyoshin!"
"Ani, tidak bisa!" Jessica hanya bisa mendengus pasrah. Dugaannya benar. Karena saraf tulang belakangnya yang tertekan, mengakibatkan kaki Hyoshin tak bisa di gerakkan atau mungkin bisa disebut lumpuh.
"Ini hanya sebentar, semuanya akan kembali seperti biasa." Bohong Jessica pada Hyoshin, semata-mata hanya untuk menenangkannya.
'Mianhae Hyoshin-ah' batin Jessica.
==
Pukul 10 malam Jessica baru pulang dari tugasnya di rumah sakit. Ketika ia melewat ke ruang tengah, ia melihat eommanya sedang duduk di atas sofa.
"Eoh, eomma belum tidur??" Tanya Sica.
"Ani, Jessie, kemarilah ada yang ingin eomma bicarakan.!" Jessicapun menghampiri eommanya dan duduk di sampingnya.
"Mworago eomma??" Tanyanya.
"Sica-ah, eomma bukannya ingin mencampuri urusan mu.. tapi...... eum begini, eomma berniat menjodohkanmu dengan anak teman appa." Tutur Ny. Jung pelan. Seketika senyuman Jessica luntur, dan ia terlihat sedang berpikir. Apakah ia benar-benar akan melupakan Donghae?
Ny. Jung yang melihat itu langsung saja menjelaskannya pada Sica. "Ahhh.. gwaenchanna jika kau tidak mau.. gwaenchanna." Ucapnya ketika melihat perubahan raut wajah Jessica.
"Ani eomma, aku akan memikirkannya. Kapan aku bisa bertemu dengan anak teman appa itu?" Ny. Jung dibuat tersentak oleh perkataan Jessica. Secepat itukah ia melupakan Donghae? Padahal yang diketahuinya Jessica adalah seorang penyayang dan tak mudah melupakan orang yang di sayanginya.
"Jinjja?? Kau mau??" Tanyanya memastikan. Jessica mengangguk walau sedikit ragu.
Sebenarnya Ny. Jung bukanlah type orang yang suka menentukan apa yang harus anaknya lakukan, ia tak suka diatur, maka dari itu ia juga tak suka mengatur. Ia hanya berpikir mungkin dengan menjodohkan Jessica dengan anak rekan suaminya, bisa membuat Jessica melupakan Donghae. Karena ia tak mau malah Jessica yang mendapatkan pembalasan atas dendam Ny. Lee padanya di masa lalu.
==
Donghae berbaring di atas kasur king sizenya, sudah lama sejak ia berpisah dengan Jessica, ia tak lagi tinggal di rumahnya melainkan di apartemantnya.
Ia melirik ke arah nakas di samping tempat tidurnya. Dilihatnya ada sebuah foto dirinya dengan Jessica yang tersenyum bahagia. Lalu Donghae mengambilnya. Donghae merubah posisinya menjadi tengkurap sambil terus memandangi foto tersebut. Matanya mulai berkaca-kaca, ia masih memikirkan. Benarkah keputusannya? Benarkah keputusannya untuk bersama Sooyoung. Bagaimanapun ia harus siap, walau hatinya menjerit berteriak tidak. Namun, Donghae ingat perkataan Jessica, ia harus mempercayainya. Percaya bahwa jika mereka di takdirkan bersama, pasti akan ada jalan yang Tuhan berikan pada mereka untuk kembali bersatu. Namun jika Tuhan mentakdirkan sebaliknya, mereka harus menerimanya.
Donghae merasa sesak tiap kali mengingat hal-hal yang pernah dilakukannya denga Jessica dulu, yang kini tak ubahnya hanya tinggal kenangan yang indah. Hanya ia yang bisa melihat kenangan itu, seperti pemutaran video tak kasat mata.
Sejujurnya, Donghae tak ingin pergi dari Jessica dan bersama Sooyoung. Sedikitpun Donghae tak pernah mencintai Sooyoung. Ia hanya mau Jessica. Namun apa yang bisa di perbuatnya kini? Pernikahannya dengan Sooyoung sudah hampir di depan mata.
==
Jessica di suruh pergi ke sebuah cafe oleh eommanya. Dimana ia akan bertemu dengan namja yang akan dijodohkan dengannya. Sungguh berat, namun ia harus bisa melaluinya.
Jessica mengedarkan pandangannya pada sekeliling cafe tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju meja bernomor 15, disana bisa ia lihat seorang lelaki sedang larut dengan ponselnya. Ahhh sepertinya Jessica membuatnya menunggu lama.
"Mianhae, membuatmu menunggu. Apa kau Cho Kyuhyun?" Tanya Jessica hati-hati takut akan ia salah orang.
"Ah ne, gwaenchanna. Apa kau Jessica Jung?" Tanyanya Jessica mengangguk. Lalu namja bernama Kyuhyun itu mempersilahkan Jessica duduk.
Jessica merasa risih, karena sedari tadi Kyuhyun tak berhenti menatapnya.
"Ekhmm.." Jessica berusaha mencairkan suasana diantara mereka berdua.
"Eummm.. mian." Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menunjukkan deretan giginya.
Jessica tersenyum melihat Kyuhyun yang sepertinya salah tingkah.
"Eumm... aku sudah mendengar kalau kau baru saja putus dengan kekasihmu." Ucap Kyuhyun memulai pembicaraan. Jessica hanya menjawabnya dengan senyuman.
"Ah, apa kau tidak akan memesan makanan dulu?" Jessica mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau membicarakan Donghae. Karena ia sudah tak ada hubungan lagi dengan Donghae. Ia harus bisa melupakan masa lalunya dan menatap masa depannya yang entahlah seperti apa. Bersama Kyuhyun mungkin akan lebih baik. Karena entah kenapa, ia merasa nyaman dekat dengan Kyuhyun, walau tak senyaman dengan Donghae. Namun ia tahu ini baru permulaan.
TBC
Akhirnya part 2 udah aku post *lap keringet* ahahh!!! Apa penasaran dengan part selanjutnya???? :) Wait wait saja. Ok! ;)