Jumat, 30 Januari 2015

Problems in Love (Part 2)




Title : Problems in Love 

Author : @ashfia0515

Type : Chapter 

Rating : PG 15 

Genre : Romance, sad 

Main Cast : - Jessica Jung - Lee Donghae 

Disclaimer : Jeng.... Jeng... Jeng.. akhirnya part 2 koming,, :) jhahah.. RCL please ya!!! 







HAPPY READING 




Jessica baru saja keluar dari ruang operasi. Ia lalu pergi mengganti bajunya. Membuka maskernya, membenarkan rambutnya, dan kembali memakai jas putih dokternya. 

Ohh ia sekarang harus memeriksa keadaan Hyoshin. Yang ia ketahui sendiri keadaan anak itu semakin memburuk, belakangan ini, Hyoshin sering mengalami mimisan dan muntah-muntah. Itu membuatnya khawatir dan harus lebih memperhatikan Hyoshin. Itulah tanggung jawabnya selama menjadi dokternya Hyoshin yang sudah ia jalani selama 4 tahun ini. 

Sebelum Jessica pergi menemui Hyoshin, ada seseorang yang merupakan kerabat dari pasien yang ia operasi tadi. Oh astaga!! Ia lupa! Seharusnya ia menemui keluarga dari pasiennya itu dulu, untuk memberikan informasi tentang keadaan pasiennya. 

"Dokter bagaimana keadaan suami saya?" Ucap seorang wanita paruh baya dengan dua orang anaknya yang sudah remaja. 

"Suami anda baik-baik saja. Operasinya berjalan lancar. Tinggal menunggunya sadar saja" ucap Jessica ramah. 

"Dokter, gamsahamnida! Gomawo telah menyelamatkan appa saya!" Ucap anak laki-laki di sampingnya. 

"Ne, berterimakasihlah pada Tuhan. ini semua juga berkat do'a kalian" ujar Jessica. 

"Dokter memang dokter yang hebat dan sangat baik hati" puji anak perempuannya. Jessica hanya membalasnya dengan senyum manisnya. 

Di sisi lain, Donghae yang melihat itu tersenyum. Ia jadi ingat awal pertama kali pertemuannya dengan Jessica. 

Donghae menghampiri Jessica dengan senyumnya yang mengembang serta pandangan mata yang menyiratkan bahwa ia sedang merindukan Jessica. 

Jessica membulatkan matanya. Kaget akan kehadiran Donghae yang tiba-tiba muncul dihadapannya. "Dd.. Do.. Donghae? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jessica gugup. 

Donghae mengangkat kantung makanan yang ia bawa. "Untuk Hyoshin!" Ucapnya sambil tersenyum. 


== 


Hyoshin terlihat sangat senang melihat kedatang Jessica beserta Donghae, ia kira yang akan membawakan makanan untuknya adalah susternya, dan ternyata adalah hyungnya yang ia rindukan. 

"Hyung!! ku kira hyung sudah melupakanku!! Kenapa tidak menemuiku akhir-akhir ini?" Tanya Hyoshin membuat Donghae dan Jessica bertatapan sebentar. 

"Hyungkan sedang sibuk, benarkan?" Tanya Jessica pada Donghae, dan namja itu pun mengangguk. 

Setelah selesai makan, Jessica memberikan Hyoshin obat yang biasa dikonsumsi Hyoshin. Setelah itu Hyoshin tidur siang. 

Setelah Hyoshin tertidur pulas, Jessica membenarkan posisi tidur Hyoshin, mengangkat selimutnya hingga sebatas dada, dan mengelus lembut rambut Hyoshin. 

Tanpa disadarinya, sedari tadi ternyata Donghae memperhatikan gerak-gerik Jessica. Bagaimana cara gadis itu memperlakukan Hyoshin dengan lembut, bagaimana cara gadis itu berkomunikasi dengan seorang anak kecil. Bahkan Donghae tak pernah melihat Ny. Jang seperti itu pada Hyoshin. Ny. Jang adalah type wanita yang lebih memilih pekerjaan dibandingkan urusan yang lainnya. Umur Hyoshin sekarang sudah berumur tujuh tahun, dan sejak berumur tiga tahun, Hyoshin telah dirawat oleh Jessica sebagai pasiennya. Dan itu membuat Hyoshin lebih dekat dengan Jessica ketimbang dengan ibunya. 

Donghae tersenyum ketika Jessica mencium kening Hyoshin dengan lembut. Itu memperlihatkan bahwa Jessica seorang wanita penyayang.

"Sica!" Panggil Donghae. 

Dalam kegugupannya Jessica menoleh dan berusaha menutupi kegugupannya. "Ne?" 

Tanpa disangkanya Donghae kini tengah memeluknya erat. "Maafkan aku Jess!" 

Jessica berusaha melepaskan pelukan Donghae dengan halus. "Ne, Donghae.. aku sudah memaafkanmu," ucap Jessica sambil melepas pelukannya. 

"Aku berjanji akan terus menjaga hubungan kita, apapun akan aku lalukan untuk mempertahankan cinta kita." Donghae meyakinkan Jessica. 

"Ne, Donghae aku mengerti!" Ucap Jessica menatap kedua bola mata Donghae, keduanya kini saling betatapan. 

"Kau tidak marah?" Tanya Donghae, ia kurang mengerti apa yang dimaksud Jessica. Bukankah seharusnya gadis ini marah? Atau meminta putus? 

Jessica menggeleng. "Kau memaafkanku!? Kumohon jangan memasukkan perkataan eomma kedalam hati!" Mohon Donghae. 

"ani Donghae, aku mengerti. Setiap orang butuh proses untuk menerima suatu hal yang baru." Ucap Jessica membuat Donghae kembali merengkuhnya kedalam pelukannya lagi. 

Sungguh ini begitu menyentuh. Terbuat dari apakah hati gadis itu?? Donghae tak henti-hentinya mengucapkan 'maaf' pada gadis dalam pelukannya. Ia benar-benar merasa bersalah, karena telah menyakiti Jessica, sedangkan gadis itu tak sedikitpun menyalahkannya. Ia berjanji akan tetap mempertahankan hubungannya dengan Jessica. 


== 


"Eomma lihat akhir-akhir ini kau sering melamun, wae?" Tanya Ny. Jung pada putri semata wayangnya. 

"Ani, aku tidak melamun." Elak Jessica. 

"Gotjimal. Eomma tahu kau sedang ada masalah. Apa dengan namjachingumu??" Tanya eomma, Jessica dengan cepat menggeleng. Eommanya memang tahu ia mempunyai seorang namjachingu tapi hanya saja mereka belum pernah bertemu. 

"Ani, eomma kami baik-baik saja!" Kata Jessica dengan senyumnya yang meyakinkan. 

"Lalu, kenapa eomma sering mendengar kau menangis??" Tanyanya khawatir. 

"Eumm... sudahlah eomma aku baik-baik saja." 

"Jangan begitu, bila ada masalah cerita pada eomma.!" 

"Ne, eomma jika aku sudah siap pasti aku akan menceritakannya pada eomma." Jessica lalu memeluk eommanya. Dengan ini ia bisa tenang. Sedangkan Ny. Jung masih tak percaya putrinya itu baik-baik saja, pasti ada yang di sembunyikan Jessica darinya. 


== 


Donghae terlihat geram dengan wanita dihadapannya yang masuk ke ruangan kerjanya tanpa permisi. Dan lihatlah apa yang dilakukan Sooyoung. Bahkan gadis itu tengah duduk di atas meja kerja Donghae. Benar-benar tidak sopan pikirnya. 

"Ohhh apa ini yang pacarmu?" Tanya Sooyoung, ia mengambil bingkai foto yang berisi Donghae dan Jessica didalamnya sedang tersenyum bahagia. 

"Kembalikan itu pada tempatnya!" Ucap Donghae dengan nada keras. 

"Oh ayolah, kita akan menikah sebentar lagi. Jadi lupakan gadis ini!" 

Donghae tersenyum sinis, "Ho, kau pikir aku akan sudi menikahimu?" Donghae menghembuskan nafasnya kasar. "Tidak akan." Lanjutnya. 

"Oppa keluarga kita telah mengurus pernikahan kita!" 

"Kalau begitu kau saja yang menikah!" Jawab Donghae lalu meninggalkan Sooyoung sendiri. 

Sooyoung hanya mendengus kesal melihat kepergian Donghae. Bagaimana pun caranya ia harus menikah dengan Donghae. Ia kembali melihat foto Donghae dan Jessica, di belakangnya ada secoret tulisan 'me and my everything. Jessica Jung'. Sooyoung tersenyum sinis membaca kalimat itu. Lalu ia mengambil ponselnya, menghubungi seseorang. 

"Cari tahu gadis bernama Jessica Jung, ia seorang dokter. Cari tahu semua tentangnya. Informasinya ku tunggu!" 


== 


Jessica sangat panik karena sedari tadi Hyoshin mengeluh sakit pada kakinya. Ia telah melakukan pemeriksaan pada kakinya. Syukurlah tak terjadi apa-apa, ini hanyalah sakit kaki biasa karena terlalu banyak beraktivitas. Karena yang Jessica takutkan adalah Hyoshin mengalami patah tulang yang dapat membuatnya pincang mendadak. Karena penderita neuroblastoma biasanya akan menyebabkan patah tulang tanpa sebab. Itulah hal yang Jessica takutkan. 

Ya, gadis itu sering dibuat resah karena keadaan Hyoshin yang kian hari kian memburuk. Ia sering mengeluh sakit diperutnya, mual-mual dan terkadang mimisan. 

"Hyoshin jika main jangan terlalu aktif ya... nanti dan kaki Hyoshin sakit lagi." Saran Jessica pada Hyoshin. Gadis itu telah berkali-kali mewanti-wanti Hyoshin agar tidak terlalu kecapean. Mengingat ada tumor di perutnya yang merupakan bagian dari penyakitnya. 

"Ne, dokter.." ucap Hyoshin lesu. 

"Ani, Hyoshin harus berjanji. Kalau tidak. Dokter Jessica tidak mau bertemu dengan Hyoshin lagi." Jessica membuat ekspresi mukanya terlihat cemberut. 

"Ne, yaksok!" Hyoshin mengacungkan kelingking mungilnya. Dan Jessicapun mengaitkan kelingkingnya pada jari mungil milik Hyoshin. 

Tiba-tiba seorang asistant dari Jessica datang. Membuat Jessica menoleh seketika. 

"Maaf dokter, ada pasien yang mengeluh sakit pada bagian perutnya." Ucapnya. 

"Sudah diperiksa?" Tanya Jessica. 

"Dia menolak untuk di periksa dok, dia ingin dokter langsung yang memeriksanya." Jawab perawat itu lagi. 

"Benarkah?? Baiklah aku segera kesana. Hyoshin tunggu disini bersama suster Yoon ne." Hyoshin mengangguk dan Jessicapun pergi dari tempat itu. 


== 


Jessica memeriksa pasiennya dengan teliti. Tapi aneh, ya aneh. Ia sudah berkali-kali mengecek kondisi pasien ini. Tak apa-apa. Tapi kenapa pasien ini mengeluh sakit.?? 

"Apa anda sedang datang bulan?" Tanya Jessica pada pasiennya yang merupakan seorang gadis yang cantik dengan tubuhnya yang molek. 

Pasien itu hanya menggeleng sambil berusaha menahan sakit pada bagian perutnya. 

"Periksa darahnya!" Suruh Jessica pada seorang dokter magang. Dokter tersebutpun segera memeriksa darahnya. 

"Aduuhhhh!!! Sakittt!!" Keluhnya. 

"Tenang ya!" Jessica berusaha menenangkan pasiennya itu. 

"Darahnya normal dok..!" Jessica sekali lagi dibuat bingung. Ia sudah memeriksa pasiennya tapi tak ditemukan penyakit apa-apa. Darahnya juga normal. Apa pasien ini...?? Ah tidak untuk apa gadis secantik dia berbohong...?? Toh di rumah sakit ini tidak ada yang menjadi perhatian..! Pikir Jessica. 

"Anda tidak mengidap penyakit apa-apa. Apa andaa...." 

"Berbohong. Begitu??" Potong wanita itu. 

"Ani, bukan begitu maksudku..." 

"Kau ini dokter atau bukan??? Kenapa tak bisa mengenali penyakitku??" Bentaknya yang membuat Jessica kaget. 

Tiba-tiba dua orang yeoja paruh baya datang dan salah satunya, yang merupakan ibu dari gadis ini langsung memeluknya. 

"Kau kenapa Sooyoung-ah??" Tanyanya khawatir. 

"Eomma!" Rengek gadis bernama Sooyoung itu. 

"Wae??" Tanya wanita satu lagi. 

"Perutku sangat sakit...!!" Ungkapnya sambil terlihat sangat kesakitan. 

Jessica membelalakkan matanya ketika ia bertatapan dengan Ny. Lee. Ibu Donghae. Keduanya sama-sama terkejut. 

"Eomma, ahjumma. Dokter ini mengatakan aku hanya berpura-pura sakit. Padahal aku benar-benar merasakan sakit..!!" Ucap Sooyoung. 

"Benarkah??? Kau ini kan seorang dokter? Kenapa kau bodoh sekali tidak bisa memeriksa penyakit seperti ini??" Bentak Ny. Lee pada Jessica. 

"Maaf, kami telah memeriksanya berkali-kali, tapi kami tidak menemukan apapun." Ucap Jessica. 

"Kau ini bekerja tidak becus! Kau mau aku menuntutmu bila terjadi apa-apa dengan calon menantuku??" Bentak Ny. Lee lagi. Yang membuat hati Jessica mencelos adalah ketika Ny. Lee mengucapkan kata MENANTU. Sooyoung menyeringai dalam pelukan eommanya. 


== 


Donghae menerima informasi bahwa Sooyoung di rumah sakit. Eommanya memaksanya untuk melihat keadaan Sooyoung dirumah sakit. Donghae berharap agar ia tak bertemu Jessica disana. Karena Sooyoung berada di rumah sakit tempat Jessica bekerja. 

Donghae segera masuk ke dalam ruangan tempat dimana Sooyoung di rawat. Ia dibuat tercengang ketika eommanya sedang membentak Jessica. Jujur ia merasa tak rela melihat Jessica diperlakukan seperti itu apalagi oleh eommanya sendiri. 

"Ada apa ini??" Tanyanya pelan. Namun, rahangnya mengeras. Terlihat Jelas bahwa ia sangat marah. 

Tak disangkanya saat Donghae menghaempiri ke empat wanita itu, Sooyoung langsung memeluknya. "Oppa! Dokter ini tidak becus memeriksaku, perutku sakit sekali." Rengek Sooyoung manja. 

Demi Tuhan, Donghae tak nyaman dengan posisi seperti ini. Ia tak mungkin berlaku kasar pada Sooyoung di depan eommanya dan juga eomma Sooyoung. Tapi disisi lain ia tak tega melihat Jessica yang kini hanya menunduk bersalah. 

"Oppa, perutku sakit sekali!!" Rengek Sooyoung pada Donghae manja. Ia menarik tangan Donghae untuk menyentuh perutnya. 

Jujur, sakit. Sakit jika melihat Donghae berpelukan dengan yeoja lain dihadapannya, rasanya seperti tertusuk jarum. Jessica hanya berusaha menahan rasa sakit di dadanya. Ia ingin menangis sejadinya. 

Donghae sebenarnya tak mau melakukan ini, apalagi di depan Jessica. Ia tak tega melihat gadisnya kini tertunduk dan terpojokkan oleh eommanya sendiri. 

"Kau ini dokter, tapi tak ada gunanya..." 

"eomma.." potong Donghae yang tak bisa melakukan apa-apa karena Sooyoung terus mempererat pelukannya. 

"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang ternyata itu adalah direktur rumah sakit ini. 

"Oh, direktur.. saya mengajukan protes,, kenapa dokter ini tidak bisa memeriksa calon menantu saya? Apa ia dokter gadungan??" Protes Ny. Lee. Sekali lagi Jessica merasakan sakit di dadanya, apalagi ketika Ny. Lee mengatakan mengatainya dokter gadungan. 

Donghae tak berhenti menatap Jessica yang bahkan gadis itu sama sekali tak menatapnya atau meliriknya. Dadanya ikut merasa sesak melihatnya. Namja brengsek. Ya, Donghae akui jika ia brengsek. Ia hanya bisa membuat Jessicanya menangis. 

"Saya minta gantikan dokter ini!" Ucap Ny. Lee ketus. 

"Baiklah, kami akan menggantikannya." Ucap Direktur pada akhirnya, lalu pergi dari ruangan itu di ikuti Jessica di belakangnya setelah sebelumnya gadis itu membungkuk hormat dan meminta maaf tanpa melirik Donghae. Ahhhh pasti Jessica tersakiti. Brengsek kau Lee Donghae. 

Jessica berpikir Donghae akan memanggilnya atau menahannya, namun apa yang dipikirkannya ternyata salah. Bahkan Donghae tak sama sekali bergerak dari posisinya yang sedang memeluk Sooyoung. Ahh.. mungkin ia sudah mulai tertarik pada gadis itu. Benar, namja mana yang tidak tertarik dengan gadis secantik Sooyoung. 

"Dokter Jung, sebenarnya ada apa ini??" Tanya direktur dengan nada marah membuat Jessica sedikit kaget. Selama menjadi dokter, Jessica tak pernah di marahi seperti ini. 

"Maaf, tapi aku telah memeriksanya dengan teliti, dan hasilnya normal. Nona Choi baik-baik saja." Jawab Jessica pelan, pipinya mulai memanas. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. 

"Ya sudah kau boleh pergi...!!" Ucap direktur sambil mengibaskan tangannya tanpa melihat pada Jessica. Dan Jessica pergi setelah sebelumnya membungkuk hormat pada sang direktur. 

Ia keluar dari ruangan direktur sambil memegangi dadanya yang terasa sesak karena ini kali pertamanya ia diperlakukan seperti ini. Belum lagi, kejadian tadi, ia harus dimarahi oleh eomma Donghae di depan Sooyoung, dan ia harus melihat Sooyoung memeluk namjachingunya. Sungguh menyakitkan. 


== 


Seorang dokter bertubuh mungil masuk ke ruangan dimana Sooyoung dirawat. Kini Donghae dan eommanya sudah tidak disana. Hanya ada Sooyoung disana, karena eommanya sedang pergi keluar. 

"Mari saya periksa nona Choi." Ucap dokter yang bername tag 'Lee Sunny' itu. 

"Ahhh, tidak usah!!" Sooyoung menghempaskan tangan dokter Sunny dengan kasar, membuat dokter Sunny terkejut. 

"Hahh? Jadi kau hanya berpura-pura?" Tanya dokter itu dengan nada sedikit meninggi. 

"Ne, wae??" Ucapnya sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada. 

"Kau?? Kenapa melakukan ini?? Kau harus meminta maaf pada Jessica! Karenamu Jessica dimarahi direktur!!!" Marah Sunny pada Sooyoung yang marah tersenyum sinis. 

"Itu yang ku mau dokter Lee... Sun.. Ny.. Lee Sunny." Kata Sooyoung membaca name tag yang terpasang pada Jas dokter itu lalu pergi. 


== 


Donghae mengacak-acak rambutnya frustasi. Sedari tadi ia tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Yang ada di pikirannya hanya ada Jessica. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Mengingat tadi ia melihat Jessicanya terpojokkan. Ia tak tega melihatnya begitu. Ia harus segera meminta maaf sebelum Jessica salah paham. Ya, sekarang.

Donghae lalu berjalan menuju parkiran dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. 

Donghae berjalan melalui lorong-lorong rumah sakit, ia berjalan menuju ruangan tempat Jessica bekerja. Tapi sebelum ia membuka pintu, ia mendengar Jessica sedang berbicara dengan seseorang. Ia tertarik untuk mendengarnya. 

"Nona Choi, itu benar-benar keterlaluan, ternyata dia hanya berpura-pura Jess..." ucap seorang perempuan yang Donghae tak ketahui siapa namanya. 

"Eumm.. aku sudah tahu dia pasti melakukan itu." Suara Jessica terdengar parau. 

"Sebenarnya siapa Choi Sooyoung itu?? Kenapa ia melakukan itu padamu?" 

"Dia calon istri Donghae." 

"Mwo.?? Donghae pacarmu itu??" Tak terdengar jawaban dari Jessica. 

"Lalu bagaimana denganmu??" 

"Entahlah, mungkin ini saatnya aku harus merelakan Donghae, Sunny-ah." Suara Jessica terdengar lesu. Donghae lemah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Jessica. Mungkinkah Jessica akan meninggalkannya?? 

Donghae tersentak kaget ketika pintu ruangan Jessica terbuka. Dan kini dihadapannya ada seorang yeoja yang merupakan rekan Jessica sesama dokter. 

"Ohhh.. kau-kau ingin bertemu dengan Jessica.??" Tanyanya yang sama kagetnya dengan Donghae. Donghaepun segera masuk kedalam ruangan Jessica. 

Dilihatnya kini Jessica melipat kedua tangannya di atas meja dan menyandarkan kepalanya. Tampaknya gadis itu tak menyadari kehadiran Donghae. 

"Jess." Panggil Donghae. Jessica sangat mengetahui suara itu. Akhirnya ia pun menoleh, dan membelalakkan matanya ketika melihat Donghae di hadapannya. 

"Dd... Do.. Donghae?" Gugup Jessica. 

"Jess, kau harus dengarkan penjelasanku." Ekspresi wajah Donghae terlihat penuh permohonan. Sedangkan Jessica hanya memilih diam. 

Donghae berjongkok di hadapan Jessica yang duduk di kursi kerjanya. "Jessica. Jeongmal mianhaeyo. Jebal maafkan aku. Aku tak tahu ini yang keberapa aku menyakitimu. Aku memang brengsek. Mian yang kemarin, Sooyoung tiba-tiba memelukku. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Eomma selalu mengancam akan bunuh diri jika aku tak menurutinya. Tapi aku janji aku akan pertahankan hubungan kita." Ucap Donghae panjang lebar dan serius. 

"Donghae..!" Panggil Jessica. 

"Ne,," 

"Mungkin akan lebih baik jika kau bersama Sooyoung." Hati Donghae mencelos mendengarnya. 

"Hahh?? Apa maksudmu Jess??" Nada bicara Donghae meninggi. 

"Lebih baik kita sampai disini saja. Kau dan Sooyoung, dan aku akan lebih fokus pada Hyoshin." 

"Hahh?? Tapi Hyoshin juga menginginkan kita bersama!! Apa kau tak ingat Hyoshin selalu membicarakan pernikahan kita??" Donghae tak terima dengan keputusan Jessica yang meminta berpisah dengannya. Itu adalah mimpi buruk baginya. 

"Ada saatnya dia akan mengerti. Kita tidak bisa bersama Donghae." Ucap Jessica pelan. Donghae menghembuskan nafasnya kasar. 

"Tapi...." 

"Jebal." Potong Jessica. 

"Jessica aku tidak bisa.." kini suara Donghae terdengar melemah. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak. 

"Donghae, percayalah! Jika Tuhan mentakdirkan kita untuk bersama, kita pasti akan dipertemukan kembali." 

Donghae hanya diam mendengar perkataan Jessica. Apakah ia harus meninggalkan Jessica dan menjalani hidup selanjutnya dengan Sooyoung?? 

"Baiklah, jika ini maumu.." pada akhirnya Donghae menyerah. Jessica sebenarnya sejak tadi tengah mati-matian menahan air matanya yang berusaha keluar menerobos pelupuk matanya. Namun, ia tak boleh terlihat lemah di hadapan Donghae. 


== 


PRANGGG 



BRUKKK 


PRANGGG 


Donghae terlihat sangat kacau saat pulang menemui Jessica tadi. Apa saja yang ada di hadapannya ia bantingkan. Ia mengacak-acak semua barang yang ada di apartementnya. Bajunya kusut, sama halnya dengan wajahnya yang terlihat kusut juga. Nafasnyapun tak beraturan. Apa ia siap menjalani hidupnya tanpa seorang Jessica Jung??? 

Ho, sia-sia saja Donghae membangun kisah cintanya dengan Jessica selama tiga tahun ini. Jika dipikirkan, Donghae lebih memilih untuk tidak mengenal Jessica jika akhirnya harus begini. Donghae sudah terlalu dalam mencintai gadis itu hingga seperti ini. Rasanya ingin mati saja. Satu hal yang ia tak mengerti. Kenapa waktu itu eommanya tiba-tiba membenci Jessica. 

Donghae terduduk lemah dan menyandarkan dirinya pada pintu. Ia menatap layar ponselnya yang mempunyai sebuah pesan dari eommanya. 

"Besok datanglah ke butik langganan eomma dengan Sooyoung. Kau harus segera mencoba pakaian mu." Begitulah pesan dari eommanya. Haruskah ia datang?? 


== 


Ny. Jung sudah tahan mendengar tangisan putrinya. Segera ia melangkahkan kakinya menuju kamar putrinya. 

"Sica-ah, gwaenchanna??" Tanya eommanya khawatir. 

"Ne, eomma gwaenchannayo.." ucapnya dengan suara parau. Ny. Jung tahu, meskipun putrinya berkata tidak apa-apa, pasti ada masalah dengan putrinya. Buktinya, kenapa Jessica menangis?? Terlihat sekali ada lingkaran hitam dibawah matanya. 

Ny. Jung menghampiri Jessica dan memeluknya, memberikan ketenangan untuk anaknya. "Eomma tahu kau ada masalah, ceritakan saja pada eomma!" 

Jessica semakin meneteskan air matanya. "Eomma, apa salah aku memutuskan Donghae sedangkan aku masih mencintainya??" Jessica meminta pendapat eommanya. 

"Mwo? Waeyo??" 

"Donghae dijodohkan oleh eommanya, aku tak mengerti kenapa eommanya langsung membenciku sejak pertemuan pertama kami." Jessica menghapus air matanya, namun percuma saja air matanya tetap tak mau berhenti mengalir. 

Ny. Jung mengusap punggung Jessica bermaksud untuk menenangkannya. "Donghae??" Tanya Ny. Jung memastikan, sepertinya ia pernah mendengar nama itu. 

Jessica mengangguk, "ne, Lee Donghae." Jawab Jessica. Ny. Jung berusaha menyembunyikan keterkejutannya ketika mendengar marga Lee di sebutkan. 'Keluarga Lee' ucap Ny. Jung dalam hatinya. 

'Kenapa dia harus melibatkan masa lalu dengan kehidupan anak-anak?' Batin Ny. Lee. 



~flashback~ 


Kang Riri (eomma Donghae) dan Park Jung Jin (eomma Jessica) *anggep aja gitu :)* Riri dan Jungjin adalah dua sahabat yang tak terpisahkan, mereka selalu berdua kemana saja. Karena itu mereka berdua mendapat julukan si kembar siam di sekolahnya, karena mereka selalu bersama kemanapun. Mereka berjanji akan selamanya bersama. 

Suatu hari Riri bercerita pada Jungjin, bahwa ia menyukai seorang namja yang merupakan senior mereka. Dan ia mengatakan ia sangat tergila-gila pada Jung Yong Hwa, namja tampan yang famous di sekolahnya. Jungjin ikut senang mendengarnya. 

Berbagai cara telah Riri lakukan untuk mendapatkan hati seorang Jung Yong Hwa. Sampai ia rela dipermalukan ketika ia menyatakan perasaannya pada Yonghwa dan ditolak. Namun ia tak patah semangat. Hari-harinya ia lalui dengan terus mengejar cinta dari Yonghwa, dan tentu saja dengan dukungan dari sahabat baiknya Jungjin. Hingga akhir Yonghwa luluspun, Riri tetap masih mengejar Yonghwa. 

3 tahun kemudian, Riri dan Jungjin lulus dari sekolah menengah atas, mereka masuk ke universitas yang sama dengan Yonghwa. Dan Kang Riri tak pernah menyerah sebelum ia mendapatkan hati Yonghwa. Sampai suatu saat, Yonghwa akhirnya luluh dan menerima Riri sebagai yeojachingunya. Tentunya Park Jung Jin, sebagai sahabat Riri ikut senang akhirnya sahabatnya mendapatkan cinta sang pujaan hati. 

Satu bulan lamanya semenjak Riri dan Yonghwa berpacaran, sama halnya seperti pasangan kekasih lainnya. Mereka melakukan hal romantis, kencan dan lainnya. Riri juga selalu bercerita pada Jungjin tentang perlakuan romantis Yonghwa padanya. 

2 minggu setelah itu, Riri dibuat tercengang oleh perkataan Yonghwa yang mengatakan bahwa ia tak pernah mencintainya. Sebenarnya, Yonghwa menerima Riri hanya karena ingin mendekati Jungjin. Betapa kecewanya Riri pada saat itu. 

Pada akhirnya, Riri menjauhi Jungjin dan tak pernah menyapanya. Dan yang paling menyakitkan bagi Riri adalah ketika ia mendapat sebuah surat undangan pernikahan dari Jungjin dan Yonghwa. Sungguh ini merupakan penghiantan yang amat menyakitkan. Lalu kenapa Jungjin selalu mendukungnya untuk mengejar Yonghwa?? 

Jungjin pun tak tahu, tiba-tiba orang tuanya menjodohkannya dengan Yonghwa. Apa yang harus ia lakukan? Ia tak mau disebut anak pembangkang. Sejujurnya, ia juga mencintai Yonghwa. Tapi apa ia harus melakukan ini? Ia akan menjadi sahabat yang jahat jika melakukan ini. Dan pada akhirnya ia harus mengakui bahwa ia seorang penusuk. Walau ia tak mau melakukan ini. 

"Riri-ah, nan jeongmal mianhae. Aku tak bermaksud menusukmu dari belakang. Kami dijodohkan." Sesal Jungjin. 

"Jinjja? Wae? Kenapa kau menusukku? Aku membencimu! Tunggu saja pembalasanku!!" Marah Riri. Lalu pergi meninggalkan Jungjin yang terduduk sambil menangis. 

Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi. Riri harus menerima kenyataan dan merelakan Yonghwa dan Jungjin untuk bersama. Dan mungkin pada saat itu dewi fortuna tak berpihak padanya. Dan kini Riri harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya menjodohkannya dengan lelaki bernama Lee Dong Soo. Namja yang tak dicintainya sama sekali. Ia berjanji suatu hari nanti akan membalas apa yang telah dilakukan Jungjin padanya. 



~end flashback~ 


'Ini semua salah eomma. Eomma minta maaf' sesal Ny. Jung dalam hati. 


== 


"Oppa bagaimana dengan yang ini?" Tanya Sooyoung menanyakan tanggapan Donghae dengan gaun yang disedang ia coba untuk hari pernikahannya. 

"Bagus, aku suka." Puji Donghae seadanya. Ia mencoba memantapkan hatinya untuk bangkit kembali dan memulai kehidupan yang baru. Walau hatinya terus meneriakkan nama Jessica. 

Sooyoung terlihat senang dengan perubahan Donghae. Ia berhasil. Berkat rencananya, akhirnya Donghae bisa menerimanya. 

"Baiklah, aku ambil yang ini." Ucapnya pada pelayan butik. 

"Kau akan memakai tuxedo yang mana? Eummm... biar aku pilihkan, sepertinya yang ini cocok untukmu." Sooyoung membawa sebuah tuxedo berwarna hitam yang terlihat mewah. 

"Eotteokhae?" Tanya Sooyoung lagi. Donghae mengangguk. "Boleh." 

"Kami ambil yang ini." 


== 


"Appoyo, uisa!!" Rengek Hyoshin kesakitan. Tumor di perutnya telah membesar, dan kanker pada tulang belakangnya telah menekan saraf tulang belakangnya. 

"Sekarang bagaimana?" Tanya Jessica sedikit panik namun ia harus tetap tenang. 

"Gerakan lagi kakimu Hyoshin!" 

"Ani, tidak bisa!" Jessica hanya bisa mendengus pasrah. Dugaannya benar. Karena saraf tulang belakangnya yang tertekan, mengakibatkan kaki Hyoshin tak bisa di gerakkan atau mungkin bisa disebut lumpuh. 

"Ini hanya sebentar, semuanya akan kembali seperti biasa." Bohong Jessica pada Hyoshin, semata-mata hanya untuk menenangkannya. 

'Mianhae Hyoshin-ah' batin Jessica.


== 


Pukul 10 malam Jessica baru pulang dari tugasnya di rumah sakit. Ketika ia melewat ke ruang tengah, ia melihat eommanya sedang duduk di atas sofa. 

"Eoh, eomma belum tidur??" Tanya Sica. 

"Ani, Jessie, kemarilah ada yang ingin eomma bicarakan.!" Jessicapun menghampiri eommanya dan duduk di sampingnya. 

"Mworago eomma??" Tanyanya. 

"Sica-ah, eomma bukannya ingin mencampuri urusan mu.. tapi...... eum begini, eomma berniat menjodohkanmu dengan anak teman appa." Tutur Ny. Jung pelan. Seketika senyuman Jessica luntur, dan ia terlihat sedang berpikir. Apakah ia benar-benar akan melupakan Donghae? 

Ny. Jung yang melihat itu langsung saja menjelaskannya pada Sica. "Ahhh.. gwaenchanna jika kau tidak mau.. gwaenchanna." Ucapnya ketika melihat perubahan raut wajah Jessica. 

"Ani eomma, aku akan memikirkannya. Kapan aku bisa bertemu dengan anak teman appa itu?" Ny. Jung dibuat tersentak oleh perkataan Jessica. Secepat itukah ia melupakan Donghae? Padahal yang diketahuinya Jessica adalah seorang penyayang dan tak mudah melupakan orang yang di sayanginya. 

"Jinjja?? Kau mau??" Tanyanya memastikan. Jessica mengangguk walau sedikit ragu. 

Sebenarnya Ny. Jung bukanlah type orang yang suka menentukan apa yang harus anaknya lakukan, ia tak suka diatur, maka dari itu ia juga tak suka mengatur. Ia hanya berpikir mungkin dengan menjodohkan Jessica dengan anak rekan suaminya, bisa membuat Jessica melupakan Donghae. Karena ia tak mau malah Jessica yang mendapatkan pembalasan atas dendam Ny. Lee padanya di masa lalu. 


== 


Donghae berbaring di atas kasur king sizenya, sudah lama sejak ia berpisah dengan Jessica, ia tak lagi tinggal di rumahnya melainkan di apartemantnya. 

Ia melirik ke arah nakas di samping tempat tidurnya. Dilihatnya ada sebuah foto dirinya dengan Jessica yang tersenyum bahagia. Lalu Donghae mengambilnya. Donghae merubah posisinya menjadi tengkurap sambil terus memandangi foto tersebut. Matanya mulai berkaca-kaca, ia masih memikirkan. Benarkah keputusannya? Benarkah keputusannya untuk bersama Sooyoung. Bagaimanapun ia harus siap, walau hatinya menjerit berteriak tidak. Namun, Donghae ingat perkataan Jessica, ia harus mempercayainya. Percaya bahwa jika mereka di takdirkan bersama, pasti akan ada jalan yang Tuhan berikan pada mereka untuk kembali bersatu. Namun jika Tuhan mentakdirkan sebaliknya, mereka harus menerimanya. 

Donghae merasa sesak tiap kali mengingat hal-hal yang pernah dilakukannya denga Jessica dulu, yang kini tak ubahnya hanya tinggal kenangan yang indah. Hanya ia yang bisa melihat kenangan itu, seperti pemutaran video tak kasat mata. 

Sejujurnya, Donghae tak ingin pergi dari Jessica dan bersama Sooyoung. Sedikitpun Donghae tak pernah mencintai Sooyoung. Ia hanya mau Jessica. Namun apa yang bisa di perbuatnya kini? Pernikahannya dengan Sooyoung sudah hampir di depan mata. 


== 


Jessica di suruh pergi ke sebuah cafe oleh eommanya. Dimana ia akan bertemu dengan namja yang akan dijodohkan dengannya. Sungguh berat, namun ia harus bisa melaluinya. 

Jessica mengedarkan pandangannya pada sekeliling cafe tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju meja bernomor 15, disana bisa ia lihat seorang lelaki sedang larut dengan ponselnya. Ahhh sepertinya Jessica membuatnya menunggu lama. 

"Mianhae, membuatmu menunggu. Apa kau Cho Kyuhyun?" Tanya Jessica hati-hati takut akan ia salah orang. 

"Ah ne, gwaenchanna. Apa kau Jessica Jung?" Tanyanya Jessica mengangguk. Lalu namja bernama Kyuhyun itu mempersilahkan Jessica duduk. 

Jessica merasa risih, karena sedari tadi Kyuhyun tak berhenti menatapnya. 

"Ekhmm.." Jessica berusaha mencairkan suasana diantara mereka berdua. 

"Eummm.. mian." Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menunjukkan deretan giginya. 

Jessica tersenyum melihat Kyuhyun yang sepertinya salah tingkah. 

"Eumm... aku sudah mendengar kalau kau baru saja putus dengan kekasihmu." Ucap Kyuhyun memulai pembicaraan. Jessica hanya menjawabnya dengan senyuman. 

"Ah, apa kau tidak akan memesan makanan dulu?" Jessica mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau membicarakan Donghae. Karena ia sudah tak ada hubungan lagi dengan Donghae. Ia harus bisa melupakan masa lalunya dan menatap masa depannya yang entahlah seperti apa. Bersama Kyuhyun mungkin akan lebih baik. Karena entah kenapa, ia merasa nyaman dekat dengan Kyuhyun, walau tak senyaman dengan Donghae. Namun ia tahu ini baru permulaan. 








TBC 






Akhirnya part 2 udah aku post *lap keringet* ahahh!!! Apa penasaran dengan part selanjutnya???? :) Wait wait saja. Ok! ;)



Selasa, 27 Januari 2015

Problems in Love (Part 1)





Title : Problems in Love 

Author : @ashfia0515 

Type : Chapter 

Rating : PG 15 

Genre : Romance 

Main Cast : - Jessica Jung - Lee Donghae 

Disclaimer : ini ff sebenernya udah lama cuma aku baru post sekarang.. karena aku gak bisa ngasih judul ff... :) rada bingung juga sihhh... padahal ide berkeliaran :D tapi aku paling gk bisa ngasih judull... HaHaHa :) :D 
So chek this out saja...... 






HAPPY READING 









"Mianhae, sekarang aku tidak bisa. Bagaimana jika lusa?" 

Donghae menghela nafas pelan ketika membaca pesan yang dikirim oleh yeojachingunya. Akhir-akhir ini yeojachingunya sering menolak ajakannya. Yaa, walau secara halus. Tapi tetap saja membuat Donghae kecewa. Bahkan belakangan ini mereka jarang bertemu, terakhir bertemu kira-kira dua minggu yang lalu, itu juga hanya sebentar. Hahhh dua minggu tidak bertemu serasa dua tahun bagi Donghae. Walau begitu, lelaki asal Mokpo itu tetap mengerti akan kesibukan yeojanya sebagai seorang Dokter yang harus selalu siap siaga mengobati orang yang sakit. Bukan hanya yeojanya saja yang disibukkan dengan pekerjaannya. Donghae sendiri mengakui bahwa ia juga sangat sibuk. Sebagai seorang CEO, tentu ia harus bersikap profesional. Bukan malah mengutamakan urusan pribadi. Maka dari itu ia harus pandai membagi waktunya. Dan inilah sekarang. Waktu senggangnya. Rencananya ia akan mengajak yeojachingunya jalan-jalan, tapi ternyata malah yeojanya masih sibuk. Terpaksa ia kembali berkutat dengan tumpukan kertas putih yang menjengkelkan itu lagi. 

"Ne, tapi janji ya... lusa kita harus bertemu!!" Donghae mengetik balasan pada yeojachingunya lalu menatap pada pigura foto di atas meja kerjanya. Foto seorang namja berpakaian formal dengan gadis berjas putih dirangkulannya. 

"Kau tahu? Aku merindukanmu!" Gumamnya sambil menunjuk ke arah foto itu. Memang... ya... demi Tuhan ia sangat merindukan gadis yang sudah tiga tahun ini dipacarinya. Memang dari dulu mereka seperti ini. Jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Namun entah apa yang membuat hubungan mereka bertahan hingga tiga tahun ini. Mungkin karena mereka meyakini pepatah tentang jauh dimata dekat dihati. 

Sekilas Donghae melirik ponselnya. Tak bergetar. Dan tak ada pesan masuk. Ahh mungkin yeojanya memang sibuk dan belum sempat membacanya. Pikir Donghae berpikir positif. 


== 


"Donghae!" Seru seorang gadis dengan wajah berbinar ketika melihat namjachingunya. Segera ia pun berlari kecil menghampiri namjachingunya yang kini sedang berdiri sambil tersenyum kearahnya. Lalu lelaki itu merentangkan kedua tangannya, langsung saja gadis berambut brown itu menghambur ke pelukan Donghae. 

"Aigoo!! Nona Jung, merindukanku?" Ucap Donghae sambil membalas pelukan kekasihnya. 

"Kau juga merindukanku kan?" tanya gadis bermarga Jung itu. 

Donghae mengangguk mantap. "Tentu saja sayang!" Gadis itu lalu melepaskan pelukannya, senyumannya sejak tadi hingga kini tak kunjung hilang dari bibir mungilnya. Dan tiba-tiba saja Donghae mengecup kilat bibir manisnya, membuat semburat merah mulai bermunculan di pipi mulusnya. 

"Dokter Jessica? Dokter malu ya??" Kata Donghae menggoda gadisnya, dan malah mendapatkan pukulan pelan di lengannya. Tidak sakit sama sekali, malah membuatnya terkikik geli. 


== 


"Aigoo!! Yeppo!" Puji Donghae pada Jessica ketika ia telah memasangkan sebuah bunga yang dipetiknya lalu diselipkan pada belakang telinga Jessica. 

"Kau juga!" Jessica menyelipkan bunga kebelakang telinga Donghae lalu menatap namja itu. Dan kemudian ia mengeluarkan tawanya. 

"Hahaha kenapa kau malah seperti tukang pijat???" Ejek gadis itu. 

"Apa kau bilang?? Huhhh awas ya!" Donghae lalu berlari mengejar Jessica yang berlari meninggalkannya. Hahh memang gadis itu tak pandai berlari. Hingga Donghae berhasil menangkapnya dengan memeluknya dari belakang. 

"Kena kau!" Ucapnya, lalu menggelitiki gadis itu hingga terjongkok-jongkok. 

"Aaa!! Haha Donghae haha hentikan!" Pekik gadis itu disela-sela tawanya. Namun Donghae tak mengindahkan perintah gadia itu. Ia malah semakin gencar menggelitiki Jessica. Hingga gadis itu melemas dan terduduk di tanah. 


== 


Keduanya kini tengah asyik berjalan-jalan ditaman dengan menikmati ice cream. Donghae membersihkan sisa ice cream di ujung bibir Jessica dengan ibu jarinya. 

"Go.. go.. gomawo" gugup Jessica membuat Donghae tersenyum karena melihat kegugupannya. 

"Ahhh.. seharusnya aku bersihkan bibirmu dengan bibirku. Tapi sayangnya disini banyak anak-anak!" Ucap Donghae santai sambil mengedarkan pandanganya. Ada banyak anak memang disini. 

"Aihh.. kau!" Jessica mencubit kecil pinggang Donghae, membuat Donghae meringis sakit. 

Hahhh... 
Jessica menghela nafas panjang sambil mendudukkan dirinya pada sebuah ayunan. Diikuti Donghae yang berjalan kebelakangnya lalu mengayun-ayunkan kecil ayunan yang diduduki Jessica. Sesekali mereka tertawa melihat tingkah anak-anak dihadapan mereka yang menurutnya lucu. 

"Lihat anak itu sedari tadi melihat kita!" Ucap Donghae tepat di telinga Jessica sambil menunjuk ke arah seorang anak laki-laki yang sedang menatapnya. 

Jessica tersenyum melihatnya ia jadi ingat Hyoshin, karena anak itu mirip dengan Hyoshin. "Mirip dengan Hyoshin ya!" Ucap Jessica. "Hnn!" Donghae bergumam kecil sambil menganggukkan kepalanya. 

Kemudian Donghae berpindah, kini lelaki itu berjongkok didepan Jessica dan memainkan tangan gadis itu. 

"Jess?" Kata Donghae pelan namun masih terdengar. Jessica hanya menjawab dengan gumaman kecil dan senyuman manisnya. 

"Mau tidak menemui orang tuaku??" Tawar Donghae membuat Jessica melepaskan genggaman tangan Donghae dan beralih mengelus lembut pipi pria itu. 

"Kapan?" Tanyanya singkat. "Kau mau?" Tanya Donghae memastikan dengan wajah yang berbinar. Dilihatnya kini, gadis itu mengangguk disertai senyuman yang mampu meluluhkan hatinya. 

"Kenapa tidak?" Ucapnya lembut sambil mengusap sayang rambut Donghae, sesekali gadis itu memainkan rambutnya, mencubit pipinya, menarik hidungnya, telinganya, dan itulah kebiasaan gadis itu jika Donghae di dekatnya, segala yang ada di kepala pria itu akan dimainkannya. Dan Donghae tak marah sedikitpun, ia selalu menyerahkannya dan menikmatinya. 

Donghae tersenyum karena Jessica mau menerima ajakannya untuk menumui orang tuanya. 

"Babi!" Ucap Jessica ketika dirinya menekan hidung Donghae ke atas. 

"Pinocchio!" Gadis itu kini menarik hidung Donghae. 

"Spiderman, haha.!" Ucap Jessica lagi disertai tawa kecilnya ketika ia menarik kedua ujung mata Donghae ke atas. Donghae hanya diam menerima perlakuan Jessica. Sesekali ia ikut tertawa melihat tingkah laku Jessica. 

"Ini apaya?" Pikirnya ketika ia menarik telinga Donghae ke atas. 

"Kau ini memang aku mainan?" kata Donghae. Jessica tertawa kecil lalu mengacak-acak rambut Donghae greget dengan kedua tangannya hingga rambut Donghae benar-benar berantakan. 

Donghae bangkit lalu merapikan rambutnya. "Yahh kau ini, masa rambut seorang CEO begini!" Ucap Donghae. Jessica tertawa melihat rambut Donghae yang seperti tersetrum listrik karenanya. 

"Aigoo! Sini aku rapikan!" Gadis itu lalu mengeluarkan sisir dari dalam tasnya lalu mulai merapikan rambut Donghae.

"Haha, mangkannya jangan memberikan kepalamu padaku!!" 


== 


Keheningan kini sedang menyelimuti ruang makan keluarga Lee. Yang terdengar hanyalah dentingan alat makan yang menggema. 

"Eomma, setelah ini ada yang ingin aku bicarakan pada eomma dan appa!" Ucap Donghae memecah keheningan. 

"Ne, habiskan dulu makananmu!" Suruh eomma Donghae pada putra satu-satunya itu. Donghaepun menghabiskan makanannya. 

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Tn. Lee pada putranya setelah mereka selesai makan malam. 

"Begini, appa, eomma... aku.." Donghae menggantungkan kalimatnya. 

"Berbicaralah yang benar!" Kata Ny. Lee pada Donghae. 

"Aku ingin menperkenalkan yeojachinguku pada eomma dan appa!" Sontak orang tua Donghae membulatkan matanya mendengar ucapan putra semata wayang mereka. 

"Kau punya kekasih?" Tanya Tn. Lee memastikan pendengarannya. 

"Hn, sebenarnya sejak tiga tahun yang lalu!" 

"MWO?" kaget keduanya. Tak menyangka anaknya yang pendiam sudah memiliki kekasih sejak tiga tahun yang lalu. 

"Tiga tahun yang lalu? Kenapa baru sekarang? Padahal eomma baru saja akan menjodohkanmu dengan putri keluarga Choi" ucap eomma Donghae panjang lebar. 

"Ahh eomma, aku tidak mau di jodohkan!! Kami baru menemui eomma karena kita sama-sama sibuk." Kata Donghae lalu meneguk segelas air putih dihadapannya. 

"Sibuk? Memang apa pekerjaan kekasihmu?" Tanya Tn. Lee. 

"Dia seorang Dokter appa." Jawab Donghae santai. 

"Dokter? Wahh hebat sekali. Kapan dia akan kemari? Eomma harus memasak banyak!" Tanya Ny. Lee antusias. 

"Kira-kira lusa!" 

"Lusa? Baiklah!" Seru Ny. Lee berbinar. 

"Appa sih setuju saja. Asalkan kau bahagia dan bisa bertanggung jawab!" Ucap Tn. Lee. Sedangkan Donghae hanya menunjukkan deretan gigi putihnya. 


== 


"Buka mulutmu aaaa!" titah Jessica pada seorang anak laki-laki bernama Hyoshin itu. Tetapi malah Hyoshin tidak mau membuka mulutnya. 

"Hyoshin, hei ayo kau harus sarapan dulu..!" Paksa Jessica dengan lembut tapi tetap saja Hyoshin tidak mau, anak itu hanya menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. 

"tadi kau minta dokter Jessica kesini, sekarang dokter Jessica sudah disini" ucap Ny. Jang, ibu dari Jang Hyoshin. 

"Ani, aku ingin Donghae hyung disini" ucap Hyoshin membuat Ny. Jang menggelengkan kepalanya. 

"Hyoshin, Donghae hyung sedang sibuk, tidak bisa kesini" ucap Ny. Jang.

"Ani, eomma.. aku ingin Donghae hyung.." rengek Hyoshin manja. 

"Tap..." ucapan Ny. Jang terputus karena Jessica memotong perkataannya. 

"Gwaenchana, aku akan menghubungi Donghae" ucap Jessica lalu mengirim pesan untuk Donghae. 

"Hyoshin harus makan ya seteleh Donghae hyung kesini!" Bujuk Jessica. Dan akhirnya Hyoshin pun mengangguk. 


== 


Hahhh tumpukan kertas ini membuat Donghae pusing, ingin rasanya membuang, merobek atau bahkan membakar benda itu. Jika itu tidak berharga, lelaki bermarga Lee itu telah melakukannya sejak dulu. 

Donghae kembali memainkan jarinya di atas keyboard laptopnya, sesekali ia meneguk secangkir kopi yang dibawa oleh bawahannya beberapa menit yang lalu. 

Drrtt.. drrtt.. drrtt... 
Ia melirik sejenak pada ponselnya yang bergetar di atas meja kerjanya. Sebenarnya hari ini ia tengah malas untuk melakukan apapun. Tapi ketika ia melihat siapa yang mengiriminya pesan, membuatnya secara tak sadar mulai menarik kedua ujung bibirnya, membuat lengkungan manis yang membuat kadar ketampanan pria itu meningkat. 

'Apa kau sibuk? Hyoshin ingin bertemu denganmu. Aku ada dirumah menteri Jang' 

Begitulah pesan yang tertulis di layar ponsel hitam milik Donghae. Lelaki itu lalu pergi dari ruang kerjanya, meninggalkan tumpukan pekerjaan yang membuatnya pusing. Baginya, mungkin jika bertemu wanita pengisi hatinya akan membuatnya sedikit membaik. 


== 


"Hyoshin!!" Seru seorang namja berpakaian formal yang tiba-tiba datang. Jessica menatap tak percaya pada lelaki di hadapannya kini. Astaga! Donghae bilang ia sedang sibuk, tapi kenapa ia masih sempat menemuinya. 

"Aku sedang tidak sibuk!" Bohong Donghae mengerti tatapan Jessica padanya, padahal dikantornya pekerjaannya telah mengantri untuk dikerjakan. Jessica mengangguk mempercayai perkataan Donghae. 

"Donghae hyung!!" Seru Hyoshin memeluk Donghae. "Aigoo! Hyoshin kenapa tidak mau makan??" Tanya Donghae lembut. 

"Hyoshin,, sekarang Donghae hyung sudah disini. Kau harus makan yaa aaaa...!" Ucap Jessica pada Hyoshin sambil mengarahkan sesendok makanan ke mulut Hyoshin. Dan akhirnya bocah itu mau menerima makanannya. 

"Aigoo! Mianhae Donghae! Telah membuatmu repot!" Ucap Ny. Jang pada Donghae dengan disertai senyumannya. 

"Gwaenchana" balas Donghae dengan senyum ramahnya pada Ny. Jang. 

Baiklah mungkin disini mulai bertanya-tanya siapa itu Jang Hyo Shin? Ok! Jang Hyo Shin bukanlah saudara dari Donghae ataupun Jessica, melainkan Hyoshin adalah anak seorang menteri Korea yang baru berumur 7 tahun. Sejak usianya menginjak 3 tahun, Tuhan menakdirkan Hyoshin mengidap suatu penyakit kanker saraf pada tulang belakangnya, atau biasa disebut dengan Neuroblastoma. Dan sejak 4 tahun yang lalu, Jessica sudah menjadi dokter yang dipercaya untuk membantu upaya penyembuhan Hyoshin dari penyakit mematikan itu. Karena sikap Jessica yang ramah dan mudah akrab itu menjadikan Jessica dan Hyoshin dekat bahkan Jessica mengenal baik keluarganya yang merupakan pejabat tinggi negara. 

Dan dengan Donghae, sejak tiga tahun lalu, Jessica mengenalkan Donghae pada Hyoshin dan dengan cepat mereka menjadi akrab karena Donghae sering mengunjungi Jessica. 

"Jess??" Panggil Donghae setelah Jessica selesai menyuapi Hyoshin, dan kini Hyoshin sedang bermain dengan suster pengasuhnya. 

"Hnn!" Hanya gumaman kecil yang keluar dari bibir manis gadis itu. 

"Emmm... kita menemui orang tuaku besok malam" ucapan yang keluar dari mulut Donghae membuat gadis itu menoleh. 

Jessica hanya membalasnya dengan anggukan kepala. 

"Bagaimana?" Tanya Donghae yang masih ragu akan jawaban Jessica. 

"Ne, aku mau" ucap Jessica disertai senyumannya untuk memastikan Donghae. 

"Nah, kalau kau senyum kan cantik!!" Goda Donghae sambil mencubit gemas pipi Jessica. 


== 


Hari ini memang seperti biasa Jessica bertugas dirumah sakit sebagai seorang dokter, dan memang sudah biasa juga Hyoshin berada di rumah sakit bersama Jessica, bagi bocah itu, rumah sakit merupakan tempat bermainnya menghabiskan waktu di rumah sakit dibawah pengawasan Jessica. 

"Nona Kim hanya terlalu kelelahan saja, lain kali perbanyaklah istirahat dan makan secara teratur." Nasihat Jessica dengan ramah disertai senyuman manisnya kepada pasien yang baru saja selesai ia periksa. Itulah ciri khasnya. Dokter Jessica yang ramah, baik, cantik, dan profesional menjadikannya sebagai dokter paforit para pasien yang datang, karena sikapnya yang sopan dan ramah, membuat para pasien nyaman. 

Setelah Jessica memberikan resep obat kepada pasiennya, lalu kemudian pasien itu pamit pergi dan menghilang di balik pintu. Tak lama kemudian, pintu ruangan Jessica kembali berdecit dan mulai menampakan sesosok anak lelaki yang kini tersenyum padanya. 

"Hey boy! Kemarilah kau belum meminum obat!" Ajak Jessica pada Hyoshin. Anak itu lalu berlari kecil menghampiri Jessica yang sedang mempersiapkan segelas air putih dan obat untuk Hyoshin. Jessica menuangkan obat sirup pada sendok dan mulai mengarahkannya pada mulut Hyoshin. 

"Aaaaa..." ucap Jessica menyuruh Hyoshin untuk membuka mulutnya. Dan dengan semangat Hyoshin membuka mulutnya. 

"Ahh, pintar!" Jessica mengacak-ngacak rambut Hyoshin yang sedang tersenyum manis kearahnya. Bagi Hyoshin, walau Jessica lebih muda dari ibunya, Jessica sudah seperti ibu kedua bagi Hyoshin. 

"Donghae hyung mana?" Tanya Jessica menanyakan keberadaan Donghae pada Hyoshin. Yaa.. memang tadi mereka bertiga sedang bermain di ruangan Jessica, huhhhh yaaa namja itu melarikan diri dari pekerjaannya lagi. Ketika pasien Jessica datang, Jessica menyuruh Donghae untuk membawa Hyoshin bermain di luar. 

"Aku disini!" Suara Donghae yang tiba-tiba muncul dibalik pintu dan mulai menampakkan tubuh kekarnya yang dibalut pakaian formalnya kini tersenyum manis pada Jessica dan Hyoshin. 

"Wah baru selesai minum obat ya?" Tanya Donghae pada Hyoshin. Pria itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Hyoshin. 

"Ne, hyung!!" Ucap Hyoshin membalas senyuman Donghae. 

"Wahh pintar sekali. Ini untukmu!" Puji Donghae sambil memberikan sebatang coklat pada Hyoshin. 

"Wah!! Gomawo hyung!" Seru Hyoshin. Donghae menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu Hyoshin membuka bungkusan coklatnya. 

"Nanti, saat dokter Jessica dan Donghae hyung menikah, aku yang akan berjalan di atas altar dengan dokter Jessica" ucap Hyoshin yang membuat Jessica dan Donghae menaikkan kedua halis mereka. 

"Hah? Lalu bagaimana dengan appa dokter Jessica?" Tanya Jessica pada Hyoshin yang kini sedang mencari jawaban atas pertanyaan Jessica. 

"Eummm... yaa.. berjalan dibelakang kami saja!" Ucap Hyoshin dengan santai dan wajah polosnya membuat Donghae dan Jessica tertawa. 

"Ahhahahaha.. kau ini!" Jessica mengacak-acak rambut Hyoshin yang kini bocah itu sedang memakan coklatnya. 

"Memangnya kapan Donghae hyung dan dokter Jessica menikah?" Tanya Hyoshin sambil mengarahkan coklatnya pada mulut Donghae. Donghae yang mengertipun membuka mulutnya dan menerima coklat dari Hyoshin. 

"Tanya saja pada Donghae hyung!" Kata Jessica sambil menyikut pelan lengan Donghae dan kini Hyoshin mengalihkan pandangannya pada Donghae. 

"Eumm.. secepatnya.." kata Donghae yang mengerti tatapan Hyoshin. 

"Nanti saat kalian menikah aku yang akan pilihkan bajunya. Warna putih itu terlihat bagus untuk pernikahan" kata Hyoshin yang kini mengarahkan coklatnya pada mulut Jessica. 

"Ah kau ini bicara apa hah?" Jessica mengacak rambut Hyoshin gemas. 

"Seperti orang dewasa saja!" Sahut Donghae. 

Ketika ketiganya sedang asyik bercanda dan saling melempar tawa, tiba-tiba seseorang datang dan ternyata itu adalah suster Yoon yang datang untuk menjemput Hyoshin. 

"Ha suster Yoon sudah datang!" Seru Jessica. 

"Hyoshin ayo! Eomma sudah menunggu" Kata suster Yoon pada Hyoshin dengan ramah. 

"Baiklah aku pulang!" Ucap Hyoshin dengan lesu. Ia malas sekali sebenarnya jika harus pulang ke rumah meninggalkan Jessica yang sudah seharian menemaninya walau sering kali suster rumah sakit yang menemaninya karena Jessica tengah disibukkan dengan pasien lainnya. 

"Kenapa cemberut, senyum!" Ucap Donghae pada Hyoshin, lalu anak itu menunjukkan senyum tak ikhlasnya membuat Donghae dan Jessica terkekeh melihatnya. 

Donghae mengusap puncak kepala anak itu sayang, sedangkan seperti biasa Hyoshin akan memberikan kecupan di pipi Jessica yang merupakan kebiasaannya jika hendak berpisah dengan Jessica dan dibalas dengan kecupan di kening Hyoshin dari Jessica lalu saling melambaikan tangan dan melemparkan senyum. 

Kini hanya ada Jessica dan Donghae diruangan itu. Jessica duduk pada sofa yang ada disana, di ikuti oleh Donghae yang kemudian duduk di sebelah Jessica. Tiba-tiba Donghae memeluknya dari belakang. 

"Aishh,, Donghae kau ini! Ini dirumah sakit!" Jessica mencoba melepaskan pelukan Donghae, namun namja itu malah mengeratkan pelukannya. 

"Ne, aku tahu!" Ucap Donghae santai dan menopang dagunya pada bahu gadis itu, membuat gadis itu bergidik geli karena nafas hangat Donghae yang begitu dekat dengan leher Jessica. 

"Lepaskan!" Jessica berusaha melepaskan tangan Donghae yang melingkar kuat di pinggangnya. Namun, karena pelukan namja itu terlalu kuat, akhirnya Jessica menyerah dan membiarkan Donghae memeluknya. 

"Bagaimana dengan nanti malam? Kau siap hn!?" Tanya Donghae pada Jessica lalu di akhiri dengan sebuah kecupan di pipi Jessica. Gadis itu membalikkan badannya. 

"Aku siap!" Jessica mengangguk dan tersenyum. Tiba-tiba Donghae menarik tengkuk Jessica dan menyatukan bibir keduanya. Jessica yang awalnya kaget, kini ia mulai mengikuti permainan Donghae dengan membalas ciumannya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Donghae. 


== 


"Waw!! Cantik sekali!" Puji Donghae ketika melihat Jessica yang menggunakan dress berwarna putih dengan rambut brownnya yang tergerai indah serta polesan tipis bedak pada wajahnya memberi kesan natural namun tak menghilangkan kecantikannya. 

Dengan pipi yang mulai memerah karena malu, Jessica mencubit gemas kedua pipi Donghae. "Kau juga tampan!" Seru Jessica, kini tangan gadis itu mulai berpindah mengacak-ngacak rambut Donghae. Aisshhhh mulai lagi. Gadis itu mulai memainkan wajahnya, namun dengan cepat Donghae tahan tangan Jessica. 

"Jangan! Aku sudah tampan.! Jangan di acak-acak sayang!" Kata Donghae, Jessica tertawa kecil melihatnya. Lalu Donghae menggandeng Jessica masuk ke dalam rumah mewah yang dihuninya itu. 

Mereka langsung berjalan menuju ruang makan. Disana Tn. dan Ny. Lee sudah bersiap di meja makan dengan senyum sumringahnya karena akan menyambut Jessica yeojachingu Donghae, yang sudah mereka tunggu-tunggu. 

Tapi, apa yang terjadi?? Seketika senyum Ny. Lee luntur ketika Jessica kini berhadapan dengannya. Wajahnya mengekspresikan bahwa ia tak suka dengan kedatangan Jessica. 

"Kau??" Tanya Ny. Lee pada Jessica. Jessica tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya. 

"Apa aku pernah melihatmu?" Tanya Ny. Lee terlihat ia sedang mengingat-ingat. Tapi, Jessica bingung, karena sebelumnya ia belum pernah bertemu dengan eomma Donghae. Sedangkan Donghae dan appanya hanya menatap eomma Donghae bingung. 


Flashback 


~One week ago~ 


Ny. Lee baru saja membeli kue coklat kesukaannya di toko yang berada tak jauh dari kantor Lee Corp. Ia memasuki mobilnya dengan di antar oleh supir pribadinya dan langsung pergi dari tempat itu. Ketika di lampu merah, mobilnya berhenti, dan ada banyak orang yang mulai menyebrang melalui zebra cross. Termasuk seorang wanita paruh baya yang sedang menenteng dua kantong belanjaan di ikuti seorang gadis berambut coklat yang berjalan di belakangnya yang juga menenteng dua buah kantong belanjaan. Ny. Lee tersenyum sinis melihat kedua wanita itu. 



Flashback off 


"Apa kau dari keluarga Jung?" Tanya Ny. Lee memastikan. Jessica tersenyum sambil mengangguk "ne, ahjumma" 

"Waww! Apa kalian sudah saling mengenal!?" Seru Donghae. "Ani" jawab Ny. Lee cepat. Sedangkan Tn. Lee hanya diam, ia telah mengetahui jalan pikiran istrinya itu. 

Acara makan malam kini tengah berlangsung, tak ada yang bicara, hanya dentingan alat makan saja yang terdengar menggema di ruangan itu. 

"Donghae?" Panggil Ny. Lee memecahkan keheningan. "Ne?" Balas Donghae. 

"Eomma dengar putri keluarga Choi telah pulang dari Amerika!" Tutur Ny. Lee "Sooyoung??" Tanya Donghae memastikan. 

"Ne, siapa lagi? Sepertinya sekarang ia bertambah cantik. Eomma pikir akan lebih cocok jika kalian berdua disandingkan" ucap Ny. Lee membuat semua yang ada disitu menghentikan makannya, termasuk Jessica. 

Donghae menatap tajam eommanya. "Yeobo! Kenapa kau berbicara seperti itu?" Bisik Tn. Lee dengan suara yang tegas. 

"Eomma! Apa yang eomma katakan?" Tegas Donghae dengan suara yang lantang, mengisyaratkan bahwa ia tak suka dengan apa yang baru saja keluar dari mulut eommanya. 

Sama halnya dengan Donghae, Tn. Lee juga terlihat tak suka dengan istrinya itu. 

"Eomma hanya mengatakan jika kau akan lebih pantas jika bersama Sooyoung saja" Ucap Ny. Lee santai. 

"Eomma, bisakah eomma tidak bicara seperti itu?!" Tegas Donghae lagi. "Disini ada Jessica!" Kini Donghae benar-benar kecewa pada eommanya. Apa yang terjadi? Pikirnya. Padahal ketika ia berbicara pada eommanya, eommanya terlihat senang. Bahkan ketika mengetahui yeojachingu Donghae adalah seorang dokter. Tapi kini? Kenapa semuanya jadi begini? 

Jessica. Gadis itu hanya diam dan menundukkan kepalanya. Ia tak berani berkata-kata. Ia juga tercengang ketika kata-kata itu keluar dari mulut eomma Donghae. Sakit. Ya tentu. Wanita mana yang tak sakit hati mendengar namjachingu disanding-sandingkan dengan yeoja lain di depannya. Sungguh ia tak mengerti apa yang eomma Donghae inginkan. 

Donghae sudah tak kuat lagi dengan perkataan eommanya. Apalagi, Jessica harus mendengarnya. Sungguh tak mengerti jalan pikiran eommanya. Ia tak bisa membayangkan perasaan Jessica seperti apa sekarang. Bahkan sedari tadi gadis itu tak bergerak sedikitpun. Mungkin gadis itu sedang memikirkan apa kesalahannya hingga ia harus seperti ini. 

Tidak! Jessica tidak salah. Entah bagaimana pemikiran Ny. Lee hingga ia mengatakan seperti itu. Donghae sudah tak tahan dengan situasi seperti ini. Apalagi melihat Jessica yang seakan-akan seperti terpenjara. 

Tiba-tiba Donghae menarik tangan Jessica dan membawanya pergi dari tempat itu tanpa memperdulikan suara eommanya yang terus meneriaki namanya. 

"Seharusnya kau tidak usah mencampuri masa lalumu dengan kehidupan anak kita!" Bentak Tn. Lee pada istrinya setelah Donghae dan Jessica pergi. Ia tak henti-hentinya menatap tajam istrinya. 

Ny. Lee membuang nafasnya kasar. "Aku hanya ingin membalas apa yang telah mereka lakukan dulu kepdaku!" Jawab Ny. Lee tak kalah keras. 

Donghae membukakan pintu mobilnya untuk Jessica, dan gadis itupun keluar dari mobil mewah milik Donghae. Tadi, Donghae langsung saja mengantar Jessica pulang. Sebelum Jessica masuk kedalam rumahnya, Donghae memanggil Jessica dengan suara pelan namun masih terdengar oleh Jessica. Gadis itu menoleh, dan Donghae langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya dan memeluknya erat. 

"Mianhae.. nan jeongmal mianhaeyo Jess!" Ucap Donghae. Jessica hanya diam. Gadis itu hanya ingin merasakan hangatnya pelukan Donghae. 

Isakan mulai terdengar, dan Jessica mulai menangis. Donghae hanya mampu mengucapkan kata maaf saja. Gadis itu memang tak mengatakan apa-apa. Namun Donghae tahu perasaan Jessica sekarang, sakit. Sakit bila ia mendengar Jessica menangis. 

Tangis gadis itu semakin menjadi-jadi dan semakin terdengar jelas. Bahkan bahu Donghae telah basah karena air mata dari Jessica. Bahu gadis itu bergetar, membuat Donghae semakin tidak tega. 

"Maafkan aku Jess" ucap Donghae lembut. Tangannya mengelus lembut rambut Jessica untuk menenangkan gadis itu. Ia benar-benar tak tega melihat yeoja yang dicintainya menangis seperti ini. Sungguh ia juga sebenarnya ingin menangis karena meras bersalah pada Jessica, tapi ia tak boleh menunjukkan kelemahannya di depan Jessica. 

Ia sedikit kecewa karena Jessica tak juga membalas pelukannya. Sedari tadi hanya ia saja yang memeluk erat gadis itu. Namun Donghae masih bisa mengerti apa yang gadis itu rasakan. Oh Tuhan ia benar-benar merasa bersalah. 


== 


"Dokter Jung, pasien kecelakan mobil sudah ada diruang gawat darurat!" ucap seorang yeoja yang merupakan asistant Jessica. 

"Baiklah, siapkan peralatannya! Saya segera kesana!" Ucap Jessica, orang itu mengangguk lalu pergi. Jessica segera memakai jas putihnya dan segera pergi dari ruangannya. 

Jessica masuk kedalam ruangan yang bertuliskan emergency room. "Bagaimana sudah di periksa? Bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Jessica pada beberapa perawat, ada juga dokter magang disana. 

Jessica memakai sarum tangannya. "Ada pendarahan di kepalanya dok, ini di akibatkan karena benturan yang sangat keras!" Ujar salah satu dokter magang. 

"Gunting rambutnya!" Suruh Jessica. "Baik!" Segera seorang dokter magang nenggunting rambut pria yang merupakan korban kecelakaan mobil ini. Setelah selesai rambutnya di gunting, segera Jessica melihat luka dikepala pasiennya. 

Ia mendongak setelah mengetahui apa yang harus ia lakukan selanjutnya. "Siapkan ruangan operasi! Kita harus segera mengoperasinya. Pendaharannya terlalu banyak, operasi harus dilakukan sekarang sebelum pendarahannya sampai ke otak!" Ucap Jessica. 

Semua yang ada disana mengangguk mengerti dan mulai melakukan apa yang di perintahkan sang dokter. 

"Dan kau! Jangan lupa hubungi anggota keluarganya!" Ucap Jessica pada seorang perawat disampingnya. 

Jessica segera melakukan persiapan untuk operasi. Setelah selesai memasang pakaian untuk operasi, ia lalu pergi ke ruang operasi. Bisa ia lihat keluarga dari pasiennya sudah menunggu di depan ruang operasi, ia dan timnya pun sudah siap untuk melakukan operasi. 


== 


Drrtt... drrtt... drrtt... 

Donghae menatap malas ponselnya yang bergetar. Semenjak beberapa hari yang lalu nomor yang juga sekarang sedang menghubunginya itu terus menghubunginya. Jika saja tidak ada hal buruk yang akan terjadi jika tak mengangkat panggilan itu, Donghae malas sekali mengangangkatnya. 

"Yeobosseo" ucap Donghae ketus pada seseorang di sebrang sana. 

"Donghae oppa, aku ada di cafe dekat kantormu, temani aku minum kopi yuk!" Ucap seorang yeoja dalam telpon. 

"Tidak bisa, aku sibuk!" Jawab Donghae ketus. 

"Oppa tidak mau? Ya sudah aku akan bilang pada Lee Ahjumma!" Ancamnya. 

"Ne, ne, aku akan datang!" Ucapnya dan langsung menutup teleponnya dan pergi meninggalkan ruang kerjanya. Cihhh wanita itu, benar-benar. Jika saja wanita itu tidak mengancam akan melaporkan pada eommanya, Donghae tidak akan sudi menemui wanita itu. Hanya saja eommanya selalu mengancam akan bunuh diri jika Donghae tidak menuruti kemauan eommanya dan wanita itu. Choi Sooyoung. 

"Katakan apa mau mu?" Tanya Donghae tegas setelah ia sampai dan langsung menuju Sooyoung yang sedang menikmati kopinya. 

"Aisshh, oppa kenapa tidak pesan dulu!" kata Sooyoung. 

"Aku tidak ada waktu, cepatlah katakan saja apa mau mu?" tegas Donghae sambil menatap arloji hitamnya. Ia benar-benar kesal pada wanita dihadapannya ini. Donghae tak menyangka eommanya benar-benar akan menjodohkannya dengan wanita seperti Sooyoung. 

Donghae mengedarkan pandangannya, karena hanya menatap wajah wanita itu saja sudah membuat Donghae geram. Tiba-tiba Donghae melihat seseorang yang mungkin tak asing lagi baginya. 

"Oh? Suster Yoon!" Panggil Donghae, wanita yang merasa di panggil itu menoleh. 

"Tuan Lee?" Tanya suster Yoon memastikan. Suster Yoon pengasuh Hyoshin. 

"Ne, sedang apa suster Yoon disini?" Tanya Donghae ramah. 

"Ahh, ini aku membeli makanan untuk Hyoshin" jawabnya. Terlihat Sooyoung menatap sinis pada keduanya. Lalu mengangkat telponnya yang berbunyi. 

"Ah, Donghae oppa aku harus pergi! Lain kali kita bertemu lagi ne?" Ucap Sooyoung, tanpa Donghae menjawabnya Sooyoung sudah pergi. 

"Suster, bolehkah aku saja yang membawanya?" Tawar Donghae. 

"Tidak usah biar saja!" 

"Gwaenchana, sekalian aku juga sudah lama tak menjenguk Hyoshin" paksa Donghae, dan akhirnya suster Yoon menyerahkan kantung makanannya pada Donghae. 

"Gomawo!" Ucap Donghae. Ia merasa senang bisa menjenguk Hyoshin. Karena kemungkinan besar ia juga bisa bertemu dengan Jessica. Karena sejak kejadian dirumah Donghae seminggu yang lalu, Donghae belum bertemu dengan Jessica lagi. Dan Jessica juga susah untuk dihubungi. Dengan ini ia akan menemui Jessica dan meminta maaf pada gadis yang ia cintai itu. 








TBC 



Gimana?? Jelek?? Mohon di maklum aje yahhh... :D mian kalo typonya bertebaran :D tinggal tunggu aja part 2 nya.