Rabu, 04 Februari 2015

Problems in Love (Part 4)




Title : Problems in Love


Author : @ashfia0515


Type : Chapter


Rating : PG 15


Genre : Romance


Main Cast : - Jessica Jung - Lee Donghae


Disclaimer : Ngek







HAPPY READING







Jessica memeriksa keadaan Hyoshin yang masih belum sadar pasca operasi dua hari yang lalu. Seharusnya dua puluh empat jam saja, Hyoshin sudah sadar, tapi justru keadaannya malah memburuk, hingga kini Hyoshin koma. Dan hal itu tentu membuat Jessica dan keluarga Hyoshin, terutama ibunya khawatir.

"Dokter Jess, apakah anak saya akan baik-baik saja?" Tanya Ny. Jang khawatir.

"Kita hanya perlu berdo'a untuk kesembuhan Hyoshin." Jessica mencoba menenangkan Ny. Jang, walau dirinyapun khawatir dan tak merasa yakin akan kesembuhan Hyoshin.

"Jebal dokter Jess, tolong Hyoshin." Mohon Ny. Jang sambil memegang kedua tangan Jessica.

Jessica tersenyum pahit, "saya hanya bisa melakukan sebisa saya, untuk yang lainnya itu kehendak Tuhan." Jessica tak bisa berkata-kata lagi, selain menyuruh untuk berdo'a kepada Tuhan, karena Dia-lah yang berkehendak atas semua ini.


==


"Jika kau tak mau, tidak usah datang saja, tak apa." Ucap Kyuhyun, saat jam istirahat, Kyuhyun mengajak Jessica untuk makan siang bersama.

"Ani, gwaenchanna aku bisa. Aku tak boleh terlihat lemah bukan?" Jessica berusaha kuat, ia selalu memberikan senyumannya pastinya untuk meyakinkan. Walau ia sendiri merasa tak yakin, siap atau tidak.

"Ahhh, kau benar, kau ini yeoja yang kuat Hhaha." Canda Kyuhyun diikuti tawanya. "Tapi, jika kau tak mau juga tak apa, kita bisa pergi ketempat lain bukan?" Lanjut Kyuhyun.

Jessica mengangguk mantap, "tapi aku yakin akan menghadirinya Tuan Cho!" Jessica tetap kekeh dengan keputusannya untuk menghadiri pernikahan Donghae.

"Ne, ne, ne, dokter!" Jessica memukul pelan bahu Kyuhyun, dan mereka saling melempar canda dan tawa masing-masing.


==


Donghae baru saja akan masuk kedalam sebuah cafe. Rencananya ia akan makan siang dengan karyawannya disana. Tapi niatnya kandas sudah saat ia melihat gadis yang masih ia cintai juga ada disana. Jessica. Ya, memang siapa lagi gadis yang Donghae cintai selain Jessica.

Jessica terlihat sedang bercanda dengan Kyuhyun. Mungkin benar, cinta Jessica kini bukan lagi untuknya, tapi untuk Kyuhyun. Jessica dengan mudahnya membuat Kyuhyun mencintainya. Ho, Donghae juga merasakan itu, saat pertama melihat Jessica, Donghae langsung menyukainya. Dan dengan mudahnya Jessica merebut hati Donghae. Ya, pesona Jessica memang membuat banyak orang menyukainya. Apalagi dengan segala kelebihan yang gadis itu miliki, cantik, pintar, ramah, dan banyak lagi kelebihan dari gadis itu yang membuat Donghae jatuh terlalu dalam kedalam perangkap cinta Jessica. Ya, wanita itu mudah membuatnya jatuh cinta, tapi sangat sulit untuk melupakannya. Bahkan para pasienpun mengakui itu, apalagi jika pasien itu seorang namja.

Tak rela. Ya Donghae sangat tak rela Jessica membagi cintanya untuk pria lain. Bahkan kini Jessica selalu menampilkan senyumannya untuk Kyuhyun. Jika boleh, ia ingin menendang Kyuhyun ke ujung dunia, karena menurutnya hanya Donghaelah yang bisa memiliki Jessica.

Donghae mengurungkan niatnya untuk makan siang di Cafe itu, ia memutarkan badannya lalu pergi dari tempat itu, dan malah melupakan karyawannya yang telah menunggunya.


==


"Dokter! Keadaan Hyoshin menurun!!" Seorang perawat yang tiba-tiba datang mengagetkan Jessica, ia terlihat kelelahan, nafasnyapun tak beraturan.

Jessica langsung bergegas pergi untuk melihat keadaan Hyoshin. Jessica melihat pada alat pendeteksi jantung, garis lengkungannya makin sedikit, ia panik. Segera ia mengambil alat pengejut jantung dan menempelkannya pada dada Hyoshin.

"Minggir!" Suruh Jessica pada beberapa dokter magang yang membantu tugasnya.

GREK

GREK

GREK

Masih tak ada peningkatan, jantung Hyoshin belum normal.

GREK

GREK

Jessica mulai panik, gadis itu mulai berkaca-kaca dan tangisan Ny. Jang pun mulai terdengar.

"Dokter tolong Hyoshin...!" Mohon Ny. Jang sambil terisak.

GREK

GREK

GREK

"Berhasil, jantung kembali normal!" Ucap seorang perawat. Jessica bernafas lega. Untunglah semua baik-baik saja. Jessica sangat panik dan khawatir pada keadaan Hyoshin yang kian hari kian memburuk pasca operasi empat hari lalu Hyoshin belum juga sadar.

Ya Tuhan! Tolong kuatkan Hyoshin! Ini seharusnya Hyoshin sudah sadar, tapi mengapa sampai sekarang Hyoshin belum juga sadar?

Jessica menangis meratapi kisah hidupnya sendiri, kenapa harus begini? Ia khawatir pada keadaan Hyoshin, belum lagi masalah cintanya. Ahhh ia bisa gila bila memikirkan ini terus menerus.

Kenapa? Apa salahnya? Jessica masih mencintai Donghae, tapi di saat seperti itu Kyuhyun muncul memberikannya cinta. Tapi mengapa hatinya masih tak bisa terbuka untuk Kyuhyun? Seharusnya ia lupakan Donghae dan mulai mencintai Kyuhyun.

Jessica menangis sejadinya. Ia merindukannya. Merindukan Donghae. Lelaki yang selalu ada untuknya, menemaninya, mencintainya, tapi itu dulu. Bahkan dua hari lagi Donghae akan menikahi Sooyoung, wanita pilihan eommanya yang mungkin lebih baik darinya.

Jessica masih ingat pada kejadian saat Donghae memintanya untuk membatalkan pernikahan Donghae dengan Sooyoung. Benarkah Donghae masih mencintainya?


==


Ting.. Tong..

Donghae menautkan halisnya bingung. Bahkan ini sudah jam 11 malam, siapa yang bertamu selarut ini? Ia membuka pintu apartemannya, dan menatap malas pada yeoja yang kini berdiri dihadapannya.

"Ini sudah jam 11, tak baik seorang yeoja mendatangi namja selarut ini." Ucap Donghae, yeoja itu malah masuk melewati Donghae.

"Bisakah kau sopan sedikit Choi Sooyoung?" Tanya Donghae dengan kasar.

"Bisakah kau bersikap lembut padaku Lee Donghae?" Balas Sooyoung tak mau kalah.

"Oppa, sebentar lagi kita akan menikah! Bisakah kau lupakan yeoja itu?" Marah Sooyoung.

"Kita memang akan menikah. Tapi aku sama sekali tak menginginkannya.!" Bentak Donghae.

Sooyoung kaget karena Donghae membentaknya. "Oppa kenapa kau membentakku?" Tanya Sooyoung lirih yang mulai berkaca-kaca.

"Mian, Sooyoung-ah" Donghae menatap lurus kedepan. Tiba-tiba Donghae dibuat tersentak karena Sooyoung langsung memeluknya.

"Oppa, aku mohon jangan tinggalkan aku demi wanita itu, aku mencintaimu." Sooyoung terisak.

"Soo...."

Kata-kata Donghae terpotong oleh Sooyoung. "Apa?? Kau ingin meninggalkanku? Kau boleh meninggalkanku!! Tapi jangan harap kau bisa melihat Jessica hidup tenang!" Ancam Sooyoung melepas pelukannya.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku meninggalkanmu?" Tanya Donghae lantang.

"Kau akan melihat hidup Jessica hancur!" Ketus Sooyoung.

"Baiklah, aku tidak akan meninggalkanmu.!" Donghae akhirnya luluh. Donghae harus mengalah daripada Jessica disakiti oleh Sooyoung nantinya. Oh ia benar-benar tak tega.


==


Jessica terbangun dari alam mimpinya. Ia melirik ke arah jam bekernya yang kini menunjukkan pukul 06:00, itu berarti ia mempunyai satu jam saja untuk bersiap pergi ke rumah sakit.

Pikirannya kini tengah berlayar pada apa yang akan terjadi esok hari. Besok adalah hari dimana Donghae akan menikahi Sooyoung. Ahh rasanya sekarang juga Jessica ingin menghentikan waktu. Walau di mulut ia berkata siap, namun jauh di dalam lubuk hati kecilnya, ia sangat menolak ini.

Tanpa babibu, Jessica langsung bersiap menuju rumah sakit. Setelah beres mandi, ia duduk di depan meja riasnya, memperhatikan lingkaran hitam di bawah matanya. Ia terlalu banyak menangis belakangan ini. Sejenak ia melirik pada sebuah kaca mata hitam disamping meja riasnya. Berpikir untuk memakainya, sekedar untuk menutupi kantung matanya. Tapi kemudian, ia bukan akan pergi menonton fashion week ataupun berjemur di pantai. Oh ayolah Jessica seorang dokter. Jika memakai kacamata hitam seperti itu, akan mengganggunya. Alhasil Jessica take menggunakan apapun, biarlah orang bertanya nantinya.


==


Jessica turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah sakit, namun tiba-tiba seorang perawat yang panik menghampirinya.

"Dokter Jung! Keadaan Hyoshin kembali kritis!" Tanpa menjawab, Jessica berlari menuju ruangan Hyoshin.

"Dokter tolong!" Ny. Jang yang sudah menangis memohon pada Jessica.

Tittt...

Terdengar suara dari alat pendeteksi jantung menggema di ruangan itu, Jessica langsung mengambil alat pengejut jantung.

GREK

GREK

GREK

GREK

Tiiiiittttt....

Entah yang keberapa kali Jessica melakukan itu. Ia sangat panik, karena tak ada peningkatan dari Hyoshin. Ditambah lagi, tangisan histeris dari Ny. Jang dan putrinya, membuat Jessica juga tak sanggup menahan air matanya.

"Hyoshin... hikss... jebal... hikss.. hikss.. bertahan..." ucap Jessica disela-sela isakannya.

GREK

GREK

GREK

GREK

Jessica terus melakukan itu, ia tak akan menyerah sampai ada peningkatan.

Tiiitttt...

Namun usahanya percuma saja, akhirnya Jessica melempar alat pengejut jantung ini. Jessica berkali-kali menghapus air matanya. Ia kini meletakkan kedua tangannya pada dada Hyoshin dan memompa paru-parunya. Ia menekannya berkali-kali.

"Dokter tolong!!"

"Bertahanlah.. hikss.. hikss!" Isak Jessica. Semua perawat dan dokter yang ada disana prihatin dan bahkan ada yang ikut menitihkan air matanya melihat Jessica. Walaupun mereka tahu usaha Jessica akan sia-sia. Hyoshin telah tiada.

"Jess.. sudahlah.. tak ada gunanya lagi!!" Cegah dokter Lee Sunny. Namun Jessica tetap melakukannya.

"Dokter Jung hentikan! Hyoshin telah tiada!!" Kini Profesor Kim ikut mencegah Jessica yang sudah tak bisa menenangkan dirinya.

"Waktu kematian pukul tujuh empat lima" ucap sang ketua perawat. Jessica merasakan lidahnya kelu untuk berkata-kata. Akhirnya Jessica terduduk lemas sambil menatap tak percaya.

"Ani.. ani.. ani..!!" Teriak Ny. Jang histeris.


==


Donghae sengaja tidak masuk kerja. Ia memilih diam, karena eommanya juga menyuruhnya untuk tidak bekerja mengingat besok adalah hari pernikahannya dengan Sooyoung. Ah apa bisa hari esok ditiadakan??

Donghae berjalan menuju ruang tengah apartemannya. Duduk di sofanya yang empuk sambil menonton televisi. Ia beberapa kali mengganti channel, namun tak ada yang menarik pikirnya. Donghae berniat untuk mematikan tvnya. Namun sebelum itu, ada sebuah berita yang membuatnya kaget.

"Pemirsa, berita duka kini datang dari menteri Jang. Karena pagi tadi, putra bungsunya barusaja menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Seoul, karena penyakit neuroblastoma. Saya Han Young Kyo melaporkan dari tempat kejadian."

"Hyoshin" gumam Donghae pelan. Tanpa pikir panjang Donghae langsung pergi ke rumah sakit.


==


BRAK

Donghae membanting pintu mobilnya dengan keras. Banyak wartawan yang memenuhi lobi rumah sakit. Ada juga beberapa polisi yang berjaga-jaga. Itu membuatnya sulit untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Donghae memaksakan dirinya untuk masuk kedalam rumah sakit walau harus berdesakkan. Bahkan ia hampir saja jatuh ketika melewati wartawan tadi.

Segera ia mencari keberadaan Hyoshin. Namun, setiap sudut rumah sakit ia tak menemukannya ataupun Jessica. Dan saat itu seorang perawat memberi tahu Donghae bahwa Hyoshin telah disemayamkan di rumah duka. Mendengar itu, Donghae langsung pergi ke kediamam menteri Jang.

Namun, saat ia membuka pintu mobilnya, Donghae tersentak kaget karena tiba-tiba Sooyoung sudah ada di dalamnya.

"Sooyoung?" Kaget Donghae.

"Aku ikut!" Donghae menghela nafas kasar.

"Kenapa diam? Kau akan ke rumah menteri kan? Aku ikut!" Tanpa berbuat banyak lagi, Donghae langsung melajukan mobilnya ke rumah duka.


==


"Kyuhyun?" Tanya Jessica memastikan pada namja yang kini memeluknya erat. Memastikan bahwa ini memang Kyuhyun.

"Sssstt.. ne ini aku." Kyuhyun mengusap rambut Jessica, berusaha memberinya ketenangan. Tangis Jessica malah semakin pecah ketika Kyuhyun memeluknya. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa menjaga Hyoshin. Jessica merasa seperti orang jahat, karena membuat Hyoshin pergi. Ia benar-benar bersalah. Tapi apa ini benar kesalahannya. Mengapa seolah-olah ujian sedang mengantri padanya?

Kyuhyun merasa senang kala ia merasakan Jessica juga membalas pelukannya. Namun hatinya juga ikut merasakan perih mendengar isakkan Jessica.

"Kyu...."

"Ne,"

"Kenapa semuanya jadi seperti ini? Hikss.."

Kyuhyun mengusap-usap punggung Jessica. "Apa salahku?? Aku tidak tahan... hikss...."

"Ssstttt..... uljima! Ini semua hanya sebuah ujian untukmu, Tuhan hanya sedang mengujimu jika kau adalah wanita yang kuat. Percayalah!! Semua akan berakhir." ucap Kyuhyun berusaha menenangkan Jessica. Jessica hanya diam tak bergeming, malah terus meneteskan air matanya.


==


Dihalaman rumah mewah menteri Jang telah ramai oleh para pelayad. Donghae dan Sooyoung masuk kedalam rumah mewah itu. Ia langsung menemui Ny. Jang dan menteri Jang serta putri sulung mereka, sekedar untuk mengucapkan turut berduka cita.

"Gomawo, kau sudah datang." Ucap suara parau dari Ny. Jang.

"Ne, aku turut berduka cita. Aku benar-benar tak menyangka secepat ini Hyoshin pergi." Ny. Jang hanya menunjukkan raut sedihnya. Sedangkan Sooyoung hanya diam saja.

Donghae dan Sooyoung keluar dari tempat dimana Hyoshin di semayamkan. Matanya langsung membulat kala ia disuguhi pemandangan yang begitu tidak mengenakkan. Ini kedua kalinya Donghae melihat Jessica menangis di pelukan namja lain. Kyuhyun. Apalagi ketika mendengar tangisan gadis itu begitu jelas masuk ke gendang telingannya. Suara tangisan putus asa, yang begitu jelas menggambarkan bahwa hatinya tergores luka yang amat menyakitkan.

Sooyoung yang tahu jika Donghae kini sedang melihat kedua insan yang sedang berpelukan itu, langsung saja menarik tangan Donghae dan pergi dari sana.

"Jebal. Lupakan dia oppa!"


==


Jessica menatap dinding kamarnya yang bercat putih itu. Entahlah, sejak dua jam yang lalu, memandangi dinding telah menjadi hobi barunya. Dengan bibir yang memucat dan kantung mata yang kian membesar itu yang telah merubah wajah cantiknya.

"Jessie, makanlah!" Bahkan sejak tadi Jessica menghiraukan eommanya yang memaksanya makan.

"Jessie!" Panggil eommanya lagi. Pikiran Jessica entah kemana. Ia merasa menjadi penjahat yang telah membunuh Hyoshin. Jessica merasa gagal merawat Hyoshin. Padahal Hyoshinlah yang selalu mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Jessica ingat betul, seorang Hyoshin yang selalu memaksanya untuk menikah dengan Donghae. Dan masih bisa ia ingat jelas ekspresi Hyoshin yang kecewa saat ia memberi tahu bahwa Kyuhyunlah yang akan menikah dengannya. Jessica selalu tahu jika Hyoshin selalu berharap Jessica akan menikah dengan Donghae, dan akan menggandengnya di altar.

Padahal yang sebenarnya adalah Donghae tidak akan menikah dengannya. Bahkan esok, Donghae sudah resmi milik Choi Sooyoung yeoja pilihan eommanya. Masih sangat ragu Jessica akan mendatanginya atau tidak.

"Jessie, ada yang ingin eomma bicarakan padamu." Jessica menoleh dan mengangguk.

"Mianhae Jungie.." Jessica mengangkat sebelah halisnya. Kenapa eommanya minta maaf. Seingatnya eommanya tak melakukan kesalahan.

"Untuk?"

"Untuk semuanya, mianhae.. ini semua karena eomma... maafkan eomma jika hidupmu tidak bahagia." Eomma Jessica mulai berkata dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca.

"Eomma, wae?? Katakan!" Jessica semakin penasaran dengan apa yanga akan di katakan oleh eommanya.

"Sebenarnya........................." eomma Jessica mulai menceritakan masa lalunya dengan Ny. Lee eomma Donghae. Jessica kaget mendengarnya. Jadi, itu alasan Ny. Lee tiba-tiba membencinya? Tapi kenapa ia harus membalas dendam di masa lalunya pada Jessica?? Pantas saja Ny. Lee waktu itu menanyakan Jessica berasal dari keluarga mana.

"Eomma" Jessica ikut meneteskan air matanya ketika ia melihat eommanya meneteskan air mata.

"Mianhae, Jessie. Semua ini kesalahan eomma di masa lalu... mianhae" eomma Jessica memegang erat kedua tangan Jessica.

"Eomma." Jessica langsung memeluk eommanya. Tangisnya pecah di sana. Tapi ia sama sekali tak menyalahkan ibunya. Namun ia bertanya-tanya, kenapa harus begini??


==


Ini mungkin untuk yang terakhir kalinya Jessica memantapkan hatinya untuk melangkahkan kakinya menuju sebuah gereja mewah yang dibalut nuansa suci, tempat di gelarnya pernikahan Donghae dan Sooyoung. Mungkin dengan hitungan menit, akan terjadi hal yang tak pernah ia inginkan sebelumnya. Dimana ia akan melihat namja yang masih ia akui bahwa ia masih mencintainya, menyematkan cincin pada jari yeoja lain. Ia harus kuat, walau akan terasa menyakitkan.

"Apa kita pulang saja?" Sahut Kyuhyun yang bisa melihat keraguan Jessica.

"Ani, kajja!" Jessica memantapkan dirinya. Dengan berbekal Kyuhyun yang menggandengnya, mungkin akan sedikit membuatnya tenang, jika pada akhirnya ia akan menangis di pelukan Kyuhyun. Sejujurnya, ia merasa bersalah pada Kyuhyun. Karena namja itu selalu ada saat Jessica membutuhkannya, tetapi Jessica belum pernah mengajak Kyuhyun bersenang dengannya.

Dengan gaun putih selutut yang Jessica kenakan, serta sepatu flat yang selalu membungkus indah kaki kecilnya, Jessica menggerai rambut brownnya, sehingga tampak cantik. Walaupun wajahnya terlihat sedikit pucat, dan badannya yang mengurus, tak membuatnya kehilangan kecantikannya yang selalu membuat para namja tak berkedip jika memandanginya.

Jessica dan Kyuhyun duduk di barisan pertama para tamu dan paling dekat dengan altar. Sebenarnya ia lebih memilih duduk di pojok agar, jika ia menangis, ia masih bisa meredamnya. Tapi jika paling depan seperti ini, ia malah akan menjadi yang paling depan juga menyaksikan pernikahan Donghae.

Pemberkatanpun akan segera dimulai, terlihat Donghae berdiri diatas altar sana menunggu kedatangan Sooyoung dan Tuan Choi. Jessica hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Apa kau ingin pulang?" Tanya Kyuhyun, melihat Jessica keadaan Jessica yang tak memungkinkan.

"Ani Kyu, aku akan terlihat sangat lemah jika melarikan diri."


==


Sooyoung tersenyum dihari yang ia tunggu-tunggu ini. Ia sedikit kaget ketika melihat Jessica ada pada barisan tamu. Sooyoung menyeringai. Ternyata Jessica cukup kuat juga.

"Lihatlah hal terburuk yang pernah ada di hidupmu!" Gumam Sooyoung.

Donghae berdiri menunggu Sooyoung yang kini sedang berjalan menuju kearahnya bersama Tuan Choi. Ia memantapkan hatinya untuk menerima semua ini. Donghae melihat pada seluruh anggota keluarga dan kerabatnya yang terlihat bahagia. Namun berbeda dengan dirinya. Walaupun orang berpikir ini adalah hari bahagianya, berbanding terbalik dengan apa yang sedang dirasakan Donghae sekarang, hari ini, hari yang begitu menyakitkan.

Donghae terkejut dan membelalakkan matanya ketika melihat Jessica dan Kyuhyun hadir di pernikahannya. Hati Donghae seperti tersayat-sayat, ketika melihat keadaan Jessica dengan wajah yang pucat serta tubuhnya yang semakin kurus. Donghae merasa bersalah karena itu.

Donghae tak berhenti menatap Jessica yang kini sedang menundukkan kepalanya. Bahkan ia tak menyadari Sooyoung kini telah berada di hadapannya dan tersenyum padanya. Tuan Choi memberikan tangan Sooyoung pada Donghae yang terlihat kaget karena baru tersadar dari lamunannya sambil menatap Jessica. Sooyoung mendecak sebal mengetahui apa yang sedang Donghae pikirkan.

"Baiklah kita mulai saja!" Ucap seorang mc, yang bahkan tak menyadarkan Donghae yang kembali melamun.

"Saudara Lee Donghae, apakah anda bersedia bersama dengan Choi Sooyoung dalam suka maupun duka sampai ajal menjemput kalian?" Donghae tak bergeming, hatinya bergejolak, terasa sangat panas. Apa ia sanggup? Bahkan lidahnya terasa kelu untuk berkata-kata. Pikirannya entah kemana, namun hatinya sedari tadi meneriakkan sebuah nama. Jessica.

Sooyoung yang kesalpun, mencubit tangan Donghae yang menggenggamnya. Bahkan seperti Sooyounglah yang menggenggam tangannya. Akhirnya Donghaepun tersadar dari lamunannya, dan meminta maaf pada semuanya.

Sang pasturpun mengulang kembali "Saudara Lee Donghae, apakah anda bersedia bersama dengan Choi Sooyoung dalam suka maupun duka sampai ajal menjemput kalian?"

Donghae kembali diam, namun kini mulutnya mulai terbuka dan mengucapkan apa yang ada dalam hatinya. "Jessica" ucapnya pelan dan memandah lurus kedepan.

Keluarga, dan para tamu kaget dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Donghae. Sooyoung menautkan keningnya kesal. Kyuhyun ikut membelalakkan matanya, begitu pula dengab Jessica yang kaget karena mendengar namanya di sebutkan.

"Mianhae Soo..." ucap Donghae, ia mengeluarkan kotak cincin dan memberikannya pada Sooyoung.

Ny. Lee terlihat marah pada kelakuan Donghae, itu membuatnya malu. "LEE DONGHAE!!" teriaknya, namun di abaikan oleh putranya itu.

"Kenapa itu?"

"Kenapa jadi begini?"

"Ada apa?"

Para tamu mulai bertanya-tanya dengan apa yang terjadi. Jessica pun begitu. Apa yang Donghae lakukan? Kenapa ia malah mengacaukannya?

Srett

Tak Jessica sangka, ia kaget ketika tiba-tiba Donghae menarik tangannya dan membawanya keluar dari gereja tanpa menghiraukan panggilan yang sedari tadi meneriaki nama Donghae.

Sooyoung terlihat sangat malu, karena pernikahannya dengan Donghae kini berantakan tak seperti apa yang di inginkannya. Ia pun pergi mengahampiri kedua orang tuanya lalu menangis di pelukan eommanya. Ny. Lee terlihat sangat malu dan merasa bersalah pada keluarga Choi, sedangkan Tuan Lee yang memang dari awal sudah tidak menyetujui perjodohan ini, hanya menampilkan wajah dinginnya, seolah tak terjadi apapun.

"Apa yang kau lakukan?" Jessica menghempaskan tangannya kasar. Ia berteriak pada Donghae. Jantungnya berdegup kencang, tatapannya tajam.

"Jess, aku tidak bisa melakukan ini!" Ucap Donghae berusaha meraih tangan Jessica, namun gadis itu melangkah mundur menjauhi Donghae.

"KENAPA KAU TAK BISA MENERIMA SEMUA INI???" teriak Jessica, bahunya mulai bergetar dan kristal-kristal bening kini telah melewati pelupuk matanya.

"Jessica! Dengarkan aku jebal...!!" Mohon Donghae, Jessica hanya diam menahan isakkannya. Bahkan ketika Donghae mendekatinya, Jessica malah menjauh.

"Jangan dekati aku!!! Hikss..!" Teriak Jessica, isakkannya mulai terdengar keras membuat Donghae tak tega, hatinya ikut merasa sakit. Donghae mencoba untuk memeluknya, namun saat ia memegang kedua bahunyapun, Jessica dengan kasar memberontak dan melepaskan tangan Donghae.

Sekali lagi Donghae akan memeluknya, Jessica kembali memberontak. "Hiks.. jangan dekati aku!" Jessica kembali berteriak dengan suara paraunya.

"JANGAN SENTUH AKU!!" Jessica mendorong Donghae hingga terjatuh saat Donghae mencoba mendekatinya lagi. Jessica terus menangis dengan bahunya yang bergetar hebat, tangannya ia gunakan untuk menutupi mulutnya demi meredam isakkan yang percuma saja, toh tangisannya masih terdengar.

Donghae memejamkan kedua matanya erat sambil meremas kuat dadanya yang terasa sakit. Bahkan kini Jessica menolak untuk disentuhnya. Donghae membuatnya kembali menangis. 'Ahhh bunuh saja aku!!!' Teriak Donghae dalam hati. Ia begitu terpukul melihat Jessica yang kini menangis hebat bahkan tak ingin tersentuh olehnya. Telinganya ikut merasakan sakit kala mendengar isakkan Jessica yang begitu memenuhi gendang telinganya.

"Jessica!!" Panggil Kyuhyun, ia langsung berlari menghampiri Jessica dan memeluknya. Bahkan kini Jessica lebih memilih Kyuhyun daripada Donghae.

"Jess.." panggil Donghae lirih selangkah lebih maju mendekati Jessica dan Kyuhyun.

"Kyuhyun.... hiks.." Donghae semakin merasa sakit di ulu hatinya, ketika mendengar Jessica lebih memilih menyebutkan nama Kyuhyun daripada namanya. Apalagi ketika ia melihat Jessica membalas pelukan Kyuhyun dan mengeratkannya.

"Jessica..." panggil Donghae lagi. Kyuhyun mengangkat telapak tangannya mengisyaratkan Donghae untuk berhenti. Karena mungkin Jessica masih memerlukan ketenangan.

Donghae mengepalkan tangannya kuat-kuat. Memang sejak awal pertemuannya dengan Kyuhyun, ia sudah tak menyukainya. Donghae merasa Kyuhyun telah mengambil alih haknya dari Jessica. Tentu saja Donghae tak rela. Ia tak akan pernah merelakan Jessica untuk namja lain selain dirinya. Tapi kenyataannya, kini Jessica memilih Kyuhyun dari pada Donghae yang sudah rela membuat pernikahannya hancur hanya demi gadis itu Jessica.


==


Ny. Lee menatap tajam pada putra semata wayangnya itu. Ia begitu marah pada anaknya yang telah mengacaukan hari bahagianya sendiri hanya karena gadis yang tak disukainya. Huhhh bisa-bisanya anaknya terlalu mencintai gadis itu. Gadis yang lahir dari seorang wanita yang telah menghancurkannya di masa lalu. Ho, sampai kapanpun ia tak akan pernah merestui Donghae dengan gadis itu. Jessica.

"Apa kau tahu akibat dari perlakuanmu ini?" Tegas Ny. Lee dengan suara lantangnya.

"Apa? Memangnya apa?" Ny. Lee dibuat terkejut, karena baru kali ini Donghae melawannya. Yang ia ketahui Donghae adalah anak yang sangat penurut.

"Bahkan kau sekarang berani melawan eomma!"

"Yeobo, sudahlah!!" Tuan Lee berusaha menghentikan istrinya yang sedang marah.

"Kau harus meminta maaf pada keluarga Choi!! Bahkan kau sudah membuat eomma malu!!!" Bentaknya pada Donghae.

"Aku tidak mau eomma!"

"Kau harus minta maaf, dan kau harus tetap menikahi Sooyoung!!"

"Kenapa eomma memaksaku?? Aku tidak mau!!!" Donghae membalas eommanya tak kalah keras.

"Tidak bisa!! Eomma akan mengurus pernikahan kalian di Jeju minggu depan, agar gadis bodoh itu tidak hadir dan mengacaukannya lagi!!" Donghae membulatkan matannya ketika eommanya menyebut 'gadis bodoh' yang tentunya tertuju untuk Jessica.

"Jangan pernah memanggilnya dengan sebutan itu!!" Nafas Donghae memburu tak beraturan, amarahnya membuncah, tangannya mengepal kuat. "Aku sudah dewasa. Jangan pernah mengaturku lagi.!!!!"

"LEE DONGHAE!!!!!!!"

"APA? eomma ingin menghapusku dari daftar keluarga? Silahkan aku tidak peduli!!!!"

PLAKKKK

Satu tamparan keras melayang di pipi Donghae hingga menyisakan bekas. Donghae yakin, tangan eommanya juga pasti ikut merasa sakit karena tamparannya begitu keras.

"Biarkanlah dia menentukan hidupnya sendiri!! Dia sudah besar!!" Tuan Lee berusaha menghentikan istrinya yang sudah marah.

Donghae memegangi pipinya yang memerah. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu pergi dengan langkah cepat meninggalkan orang tuannya.


==


"Ani, dokter sebelah sini terasa sakit...!!" Keluh seorang nenek, memegangi kepalanya yang berdenyut pusing.

"Nek, apa ini sudah lama terjadi?" Tanya Jessica pada nenek tersebut.

"Tidak, ini baru saja terjadi." Jawab nenek itu.

"Oh, ini mungkin nenek terlalu kecapean dan terlalu banyak pikiran. Apa nenek sedang ada masalah?" Tanya Jessica ramah.

"Sebenarnya, saya baru kehilangan cucu kesayangan saya." Nenek itu menitihkan air mata. Jessica mengusap punggung nenek itu.

"Nek, nenek harus sabar. Jika nenek ikhlas, cucu nenek akan pergi dengan tenang." Ucap Jessica dengan senyumnya.

"Gomawo, dokter memang baik." Ucap nenek tersebut. Jessica menuliskan resep untuk nenek itu.

"Nek, ini" nenek itu pun pergi dari ruangan Jessica seusai diperiksa.


==


"Hahh? Memangnya semudah itu aku melepaskan Donghae??" Ucap Sooyoung dengan mata sinisnya sambil melipat tangannya di depan dada, menatap remeh pada pria dihadapannya.

"Ya, aku tahu. Tidak mudah melepas orang yang kita cintai. Tapi, kita tidak bisa memaksakannya untuk bersama kita. Jika kau benar-benar mencintainya, biarkanlah dia bahagia. Aku juga begitu, walau belum lama mengenal Jessica, aku sudah menyukainya. Tapi aku tidak bisa memaksanya untuk bersamaku." Ucap Kyuhyun panjang lebar namun hanya mendapatkan senyuman remeh dari Sooyoung.

"Hanya itu kau mengajakku bertemu?" Ketus Sooyoung sambil bangkit dari duduknya.

"Lihat saja nanti, aku tak mungkin diam. Aku akan membalasnya, karena dia yang menghancurkan pernikahanku!!!" Bentak Sooyoung lalu pergi meninggalkan Kyuhyun.

Ada yang tidak beres, pasti akan ada sesuatu yang akan dilakukan Sooyoung, apa ia harus menyusulnya??? Kyuhyun tahu, Sooyoung pasti akan pergi menemui Jessica di rumah sakit. Dari perkataannya yang menyebutkan akan membalas orang yang telah menghancurkan pernikahannya. Siapa lagi jika bukan Jessica?

Kyuhyun ikut bangkit, dan berjalan keluar cafe untuk menyusul Sooyoung. Namun ia berpikir sejenak. Ia tak akan mampu menghentikan Sooyoung, ia mengambil ponsel dari saku celananya lalu mengetik pesan untuk seseorang.


==


Suara tv yang sedari tadi menemani Donghae tak membuat kebosanannya hilang. Bahkan berbagai merk makan telah ia kunyah di dalam mulutnya. Ia tidak kerja karena masih dalam cuti pernikahannya yang kacau kemarin.

Sejak kejadian eommanya menamparnya, ia hanya mengurung diri di apartemannya, tidak sedikitpun menoleh kedunia luar.

"Jessica." Gumam Donghae. Ia tersenyum pahit mendengar suaranya sendiri. Aneh. Ia merasa aneh. Disaat lidahnya kelu untuk berkata-kata, tapi dengan mudahnya ia menyebutkan nama itu.

Donghae memandangi ponselnya yang bergetar di hadapannya, sama sekali tak ada minat untuk membuka pesan yang baru saja masuk. Ia kemudian beralih memandangi kembali tv nya yang bahkan Donghae sendiri tak tahu acara apa yang sedang ia tonton sejak tadi.

Ponselnya terus bergetar, namun tak ada tanda-tanda Donghae akan membukanya. Seolah tak ada apa-apa ia tetap memandangi tvnya.

Namun kini Donghae mulai kesal dengan ponselnya yang tak berhenti bergetar. Ia pun menyambarnya dan membukanya. Ternyata pesan dari orang yang belakangan ini tak ia sukai, karena menurutnya orang ini telah merebut seseorang darinya. Tapi rasa penasaranlah yang akhirnya membuat Donghae membaca pesannya.

'Sooyoung pergi ke rumah sakit. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Datanglah! Ku rasa ia akan melakukan sesuatu pada Jessica'

Begitulah pesan yang tertulis dari Kyuhyun, tanpa babibu lagi, Donghae langsung menyambar jaket serta kunci mobilnya dan pergi keluar dari apartemannya.








TBC




aku sempet berpikir bakalan berhentiin ff ini. Tapi di pikir2 sayang juga kalo cuma sepotong.... terus karena temen2 di kelas aku juga pada ngedesek aku buat lanjutin ff ini... jadi aku lanjutin dehh......


1 komentar:

  1. Wah donghae smpe batalin pernikahannya demi sica tapi sicanya malah sok strong :(
    Lanjut min jangan berenti nulis ffnya ne ;)

    BalasHapus