Jumat, 06 Februari 2015

Problems in Love (Part 5)




Title : Problems in Love 


Author : @ashfia0515 


Type : Chapter 


Rating : PG 15 


Genre : Romance, sad 


Main Cast : - Jessica Jung - Lee Donghae 






HAPPY READING 





Merasa bosan, Jessica keluar dari ruangannya. Ia berniat menuju cafe yang ada di depan rumah sakit, hanya sekedar memenuhi permintaan perutnya yang sejak tadi sudah keroncongan. Selain itu juga daripada ia hanya berdiam diri saja, malah membuatnya tak tenang. Karena pikirannya terus mengajaknya untuk mengingat kejadian kemarin. 

"Hey!" Panggil seorang yeoja, Jessica langsung menoleh karena merasa panggilan itu tertuju untuknya. 

"Choi Sooyoung?" Jessica menampilkan wajah herannya. Kenapa Sooyoung disini? Apa Donghae sakit? Pikirnya. 

"Ada apa siapa yang sakit?" Tanya Jessica ramah. 

"Kau..." nafas Sooyoung sudah tak beraturan, tangannya mengepal kuat, ia melangkah cepat menghampiri Jessica. 

"KAU TIDAK USAH PURA-PURA BAIK PADA KU!!! AKU TAHU PIKIRAN BUSUKMU!!! KAU TAK INGIN DONGHAE JATUH PADAKU KAN???" Jessica dibuat kaget karena Sooyoung yang tiba-tiba menjambak rambutnya. 

"Ahhhh..." 

"KAU YANG TELAH MENGHANCURKAN PERNIKAHANKU!!! AKU TAK AKAN TINGGAL DIAM!!!" Sooyoung terus saja menjambak rambut Jessica hingga Jessica sudah terdudukpun, ia tak memberinya ampun. Bahkan helaian rambut Jessica sudah ada yang tercabut dari kepalanya karena saking kuatnya Sooyoung menjambak Jessica. 

"Aw!! Hentikan Sooyoung! Sakitt!!!" Jessica berusaha melepaskan tangan Sooyoung yang berada di kepalanya. 

"Ada apa ini?? Kau lepaskan Jessica!!" Tiba-tiba Sunny datang dan mendorong Sooyoung hingga akhirnya Jessica bisa terlepas. 

"Ada apa ini???" Orang-orang mulai berkumpul dan bertanya-tanya dengan apa yang terjadi. Namun orang itu hanya bisa menyaksikan saja, tak ada satupun yang memisahkan mereka, kecuali para dokter dan perawat. 

"Jess gwaenchannayo?" Tanya Sunny pada Jessica yang masih shock, sambil membenarkan rambut Jessica yang berantakan. 

"KAU!! AKU TIDAK AKAN TINGGAL DIAM!!! MASIH BANYAK YANG AKAN AKU LAKUKAN PADAMU!!!" teriak Sooyoung dan kembali menghampiri Jessica, namun dengan cepat para perawat dan rekan Jessica menahannya. 

"Lepaskan!!" Berontak Sooyoung. 

"Jessica!" Suara kaget dari wanita paruh baya yang ternyata merupakan Ny. Jung sendiri membuat Jessica menoleh. Tadinya Ny. Jung akan membawakan Jessica makanan, karena putrinya itu belum memakan apapun dari rumah. Tetapi saat melihat putri semata wayangnya begini. Hatinya ikut merasakan lemas. 

Jessica yang masih shock hanya bisa diam tak berucap. Bahkan ia sama sekali tak menanggapi pertanyaan orang lain tentang keadaannya. 

"SOOYOUNG!!" Sooyoung menoleh mendengar namanya di panggil. 

"Apa yang kau lakukan??" tanya Donghae pada Sooyoung tegas, Sooyoung hanya tersenyum pahit. 

"APA?? kau akan membelanya juga!!! Oke silahkan semua! Bela saja dia! Tak ada yang membelaku!!" Ketus Sooyoung. 

Donghae melihat Jessica yang terduduk shock, dilihatnya kedua bahu gadis itu gemetaran serta rambutnya yang berantakan. 

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA JESSICA!!!?????" teriak Donghae keras, membuat semua yang ada di sana menoleh, kecuali Jessica yang masih shock. 

"Percuma saja kau membentaknya Tuan Lee, calon istrimu itu tidak akan pernah sadar!!!" Ucap dokter Sunny sinis, dan itu membuat Donghae sakit, apalagi dengan melihat keadaan Jessica sekarang. 

"Jessica..!" Donghae menghampiri Jessica. Namun saat ia mencoba menggenggam tangannya, Jessica dengan kasar menepisnya. Terlihat mata gadis itu telah berkaca-kaca. Jessica bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Donghae. 

Tetapi saat ia hendak berjalan meninggalkan semua orang yang ada disana, dari arah berlawanan datang seorang wanita paruh baya yang melangkah cepat sambil mengucapkan sumpah serapahnya. 


PLAKKK 


Satu tamparan keras mendarat ke pipi kanan Jessica oleh wanita yang ternyata Ny. Lee. Eomma Donghae. 

"EOMMA!!" Donghae terhenyak melihat Jessica ditampar keras oleh eommanya sendiri di depan banyak orang seperti ini. Ia menghampiri keduanya lalu menahan kedua tangan eommanya yang bersiap akan menjambak rambut Jessica. 

"HENTIKAN EOMMA INI DI RUMAH SAKIT!!" Donghae berusaha mencegah eommanya yang terus saja memberontak. 

Ny. Jung yang tak rela melihat anaknya di tampar langsung menghampiri Ny. Lee dan ia pun tak ragu-ragu untuk menjambak keras rambut Ny. Lee. 

"Kau!!! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ANAKKU!!" teriaknya sambil terus menjambak rambut eomma Donghae. 

Ny. Lee yang tak mau kalah mulai menjambak rambut Ny. Jung, dan terjadilah saling menjambak antara keduanya. 

"ANAKMU TELAH MERUSAK PERNIKAHAN PUTRAKU!!! DASAR KALIAN DARI DULU MEMANG TIDAK TAHU MALU!!!!!" Ny. Lee menjambak rambut Ny. Jung terus menerus. 

"Eomma, hentikan!!" Donghae berusaha memisahkan eommanya, untunglah Tuan Lee atau appa Donghae langsung datang dan memisahkan pertengkaran mereka walau dapat berontakan dari istrinya. 

"DASAR KALIAN PENGHIANAT!! DARI DULU SIKAPMU TAK BERUBAH!! SELALU MENUSUK DARI BELAKANG!!! DAN SEKARANG SIKAPMU MENURUN PADA PUTRI BODOHMU INI!!!!" teriak Ny. Lee sambil berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram kuat oleh suaminya. 

"KAU YANG TAK PERNAH MENGERTI! DARI DULU KAU SELALU INGIN BAHAGIA!! TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN ORANG LAIN!!! MEMANG APA BAGUSNYA ANAKMU HAHH???" balas Ny. Jung tak kalah keras. 

"KURANG AJAR KAU!!!" 

"Sudahlah ayo kita pergi!!" Tuan Jung menarik paksa istrinya yang terus memberontak. 

Donghae tak mengerti dengan apa yang baru saja di bicarakan eommanya dan eomma Jessica. Kenapa mereka berbicara tentang dulu? Apa sebelumnya mereka pernah kenal? 

Orang-orang pun mulai berburan, Sooyoung hanya menunjukkan raut wajah kesalnya, lalu pergi dari sana. Donghae mencari Jessica yang ternyata sudah menghilang dari tempatnya semula. 

Ia mencari Jessica kesana kemari, tetap tidak ada, ia tak melihat batang hidung gadis itu. Oh sudahlah, mungkin Jessica pulang ke rumahnya dan memilih untuk menyendiri. Donghae berusaha berpikir positif, walau dalam hatinya ia merasa resah. 


== 


Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Sejak kejadian siang tadi, Jessica melangkahkan kakinya entah kemana. Cara berjalannya yang lunglai, serta matanya yang sedari tadi tak berhenti meneteskan air matanya. 

Jessica sempat pulang kerumah tadi, namun ia hanya berganti pakaian saja. Ia mendatangi tempat-tempat yang sering dikunjunginya bila ia sedang sedih. 

Bekas tamparan dari eomma Donghae masih terasa perih karena saking kerasnta tamparan itu. Semua menyalahkannya. Semua menyalahkannya bahwa ialah yang membuat pernikahan Donghae kacau. Kenapa begini? Entahlah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan belakangan ini. Apa ini ujian untuknya seperti yang dikatakan Kyuhyun? Tapi mengapa seberat ini?? Apa ia harus menyerah?? 

Ini sudah malam, bahkan tak ada yang mencarinya atau mengkhawatirkannya. Jessica tidak tahu lagi bagaimana keadaan eommanya sekarang setelah pertengkaran tadi siang. Ia merasa tak sanggup, menenangkan dirinya saja ia tak mampu, apalagi eommanya. 

Jessica mendudukkan dirinya di halteu sambil menatap lurus kedepan. Air matanya masih tak mau berhenti, tak terdengar apapun memang, ia hanya menangis dalam diam. Ia tak memperdulikan sejak tadi tatapan orang yang menatapnya aneh. 

Ini bukan dirinya, Jessica selalu bercerita tentang masalahnya pada orang terdekatnya, bukan malah lari seperti ini. Jessica benar-benar terlihat putus asa. Bahkan tak biasanya Jessica memakai pakaian terbuka seperti sekarang ini, yang memperlihatkan bahu serta paha mulusnya yang mungkin akan banyak namja yang melihat keindahan tubuhnya. 

Jessica kembali berjalan mengikuti kemana saja kakinya melangkah, dan bahkan kini ia menginjakkan kakinya ke tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Suara musik yang keras serta lampu yang gemerlap langsung menyambutnya ketika ia memasuki tempat itu. 


== 


Tetesan air mata telah membasahi pipi Donghae. Ia menangis sambil memandangi sebuah foto. Fotonya bersama Jessica. Ia memandang ke atas, seperti tengah menonton video tak kasat mata yang menayangkan semua kenangan indahnya bersama Jessica. Indah tapi menyakitkan. 

Donghae menghapus air matanya sambil mengusap foto Jessica. Ia salah. Ia merasa bersalah. Jessica kini menderita karenanya, ia masih terbayang saat melihat lingkaran hitam di bawah mata Jessica. Ahhhh..... 

Donghae bangkit dan menyambar jaketnya. Ia lalu pergi entah kemana, yang jelas ia hanya mengikuti kemana kakinya membawanya. Hanya berjalan lunglai. Bahkan saat mengemudikan mobilnya, ia hampir saja menabrak pembatas jalan. Jika ada yang melihatnya, tak akan ada yang mengetahui bahwa ia merupakan seorang CEO, dilihat dari tatanan rambutnya yang acak-acakan, bajunya yang kusut, sama halnya dengan wajahnya serta matanya yang menyiratkan keputus asaan. Ya putus asa. Jika mengingat eommanya dan eomma Jessica yang bertengkar siang tadi, membuatnya semakin merasa tidak akan kembali bersatu dengan Jessica. Ia frustasi. 

Entah kenapa, kini Donghae menepikan mobilnya ditempat ini. Tempat yang seharusnya tak ia kunjungi. Namun karena keadaannya sedang begini, membuatnya tertarik untuk mencoba mengunjungi tempat ini. 

Suara musik keras mengalun dan gemerlap lampu berwarna-warni langsung menyambutnya, banyak yeoja berpakaian minim dengan namja, ada yang sedang bergoyang mengikuti musik dan begitulah, di tempat ini tak sedikit orang yang mabuk bahkan bercumbu. 

Donghae mendudukkan dirinya lalu memesan sebotol wine. Dengan cepat seorang pelayan cantik memberinya sebotol wine dan sebuah gelas. Donghae menuangkan winenya kedalam gelas. 

"Hai, cantik kau sendiri??" Ucap seorang namja, Donghae menoleh sebelum ia mengalirkan wine ke dalam tenggorokannya. Matanya menyipit, mencoba menyelidiki. Sepertinya ia mengenali yeoja yang sedang membelakanginya itu. Dilihat dari rambutnya, dan tubuhnya yang tak terlalu tinggi. Apa mungkin itu Jessica?? Ah tidak mungkin! Jessica tidak seperti itu! Mana mungkin Jessica datang ke tempat seperti ini! 

"Mau aku temani?" Tanya namja itu lagi, dan akhirnya yeoja itu menoleh membuat Donghae bisa melihat samping wajah yeoja itu. 

Donghae membulatkan matanya. Betapa terkejutnya ia melihatnya, itu memang Jessica. Tapi mengapa ia ada di tempat seperti ini?? Bahkan sepengetahuannya Jessica paling anti pada tempat seperti ini. Segera ia menghampiri Jessica sebelum namja itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak pada Jessica. 

"Maaf Tuan, ini yeoja saya!!" Tegas Donghae, namja tersebut menatap Donghae dari unjung kaki hingga ujung rambut, lalu menghembuskan nafasnya kasar dan meninggalkan Donghae dengan tatapan sinisnya. 

"Jessica" panggil Donghae lembut, namun tak ada sahutan ataupun gumaman kecil dari gadis itu. Jessica hanya menunduk lemah, bau alkohol sangat tercium, ia benar-benar mabuk hingga tak sadarkan diri. Lalu Jessica tak bisa menyeimbangkan lagi posisi duduknya hingga terjatuh. Untung saja Donghae langsung menangkapnya. 

Donghae kembali merasakan perih, tepatnya di hatinya. Apa yang telah ia lakukan hingga Jessica begini?? Donghae sangat marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga Jessica terlebih ketika ia melihat keadaan Jessica seperti ini. Keadaan Jessica yang sedang mabuk, bahkan tak biasanya Jessica menggunakan pakaian ketat dan minim seperti ini, yang membuat bahu dan paha mulus gadis itu terlihat jelas, serta lekukan tubuh indahnya yang dibalut pakaian ketat seperti ini. Inu bukan Jessica, Jessica tidak seperti ini. 

Donghae memeluk tubuh Jessica yang tak sadarkan diri. Tangisnya pecah disana. Ia seperti seorang pecundang yang tak bisa menjaga cintanya sendiri. Bahkan ia berpikir bahwa ia bukanlah lelaki yang pantas untuk Jessica. Karena telah membuat gadis itu seperti ini. 

Donghae melepas jaketnya dan memakaikannya pada Jessica. Ia menggendong Jessica menuju mobilnya, untunglah tadi ia tidak sempat mabuk. Jika ia mabuk, mungkin tak sempat juga menyelamatkan Jessica. 

Setelah sampai di apartemannya, Donghae membawa Jessica ke kamarnya. Di apartemannya hanya ada satu kamar. Biarlah malam ini ia tidur di sofa. Lagi pula tak baik jika harus membiarkan seorang gadis tidur sendirian di atas sofa. 

Perlahan Donghae membaringkan tubuh Jessica di atas kasurnya. Gadis itu masih tak sadarkan diri. 

"eunghh.. aku... sakit...." Donghae yang mendengar Jessica mengingau, ia langsung menoleh dan mendudukkan dirinya disamping Jessica. 

"Ssssstttt...." Donghae mengelus lembut rambut Jessica, serta memandangi wajahnya yang pucat. 

"Aku.... ingin... mati...." ucap Jessica masih dalam ketidaksadarannya, gadis itu juga meneteskan air matanya. Hati Donghae mencelos mendengar suara putus asa dari Jessica. 

"Mianhae Jess!" Donghaepun mulai menitihkan air matanya, bahunyapun bergetar. Ia menggenggam erat kedua tangan Jessica dan menciuminya sambil terus menangis. 

"Mianhae.." Donghae tak henti menangis hingga membuat tangan Jessica yang berada di genggamannya basah, akibat banyaknya air mata yang ia keluarkan. 

Setelah Donghae meyakini jika Jessica telah tertidur, ia menaikkan selimut yang membalut badan Jessica hingga batas dada. Sebelum ia beranjak, ia menyempatkan dirinya untuk mencium kening Jessica dalam, dan membisikkan kata 'saranghae' dengan lembut di telinga Jessica. Walau ia yakini gadis itu tak mungkin mendengarnya. Ia pun beranjak dan mematikan lampu kamarnya. 


== 


Sinar matahari mulai mengusik Jessica dari tidur lelapnya semalam. Saking lelapnya ia tidur, hingga ia tak menyadari apa yang terjadi semalam, yang membuatnya sampai berada di tempat ini. Jessica tahu ini bukan kamarnya, dan ia juga tahu siapa pemilik kamar ini. Familiar. Jessica berkali-kali mengunjungi kamar ini. Bau parfum dari seorang namja yang membuatnya resah belakangan ini, mulai menusuk indra penciumannya. Namun, ia tak sedikitpun beranjak dari posisinya. 

"Kau sudah bangun?" Tanya seorang namja. Siapa lagi jika bukan Donghae, ia menghampiri Jessica dengan senyuman manisnya lalu mendudukkan dirinya pada kasur yang masih di tempati Jessica. 

Jessica hanya diam, ia sama sekali tak membalas senyuman Donghae. Jujur ia sangat merindukan senyuman itu. Senyuman yang selalu membuatnya luluh. 

"Mandilah dan ganti pakaianmu! Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu! Setelah itu kita sarapan. Arrasseo?" Jessica mengangguk ketika mendengar perintah dari Donghae. Ya itu memang perintah. Tapi perintah dengan kasih sayang. 

"Kenapa diam? Palli! Apa kau tak kedinginan memakai pakaian seperti itu?" Jessica membulatkan matanya dan menatap tubuhnya yang terbalut baju minim nan ketat. Bodoh. Kenapa ia membiarkan Donghae melihatnya?? Jessica segera menyilangkan tangannya di depan dada. Melihat itu, Donghae terkekeh. 

"Aku tidak melakukan apapun!" Ucap Donghae. Jessica segera beranjak dari tempat tidur. Lalu masuk ke kamar mandi. Ia sangat malu, karena Donghae baru saja melihatnya memakai pakaian yang seharusnya tidak ia pakai. 

"Bajumu ada di atas kasur! Aku tidak punya baju wanita! Pakai saja yang ada! Kutunggu di meja makan!" Ucap Donghae agak keras. Sedangkan Jessica yang berada di dalam kamar mandi, hanya diam tak menjawab. Lidahnya masih tak mampu untuk menjawab maupun membalas ucapan Donghae. 


== 


Donghae bersenandung kecil sambil menata makanan di atas meja. Ia bersenandung santai seolah tak ada masalah dalam dirinya. Entah kenapa, jika bersama Jessica hatinya mendadak tenang seolah tak punya masalah. 

"Donghae!" Donghae tersenyum saat sebuah suara lembut memanggil namanya, begitu ia rindukan. Namja itu tertawa kecil saat melihat yeoja di hadapannya memakai baju dan celananya yang terlihat kebesaran jika Jessica yang memakainya. Padahal baju itu sudah sangat kecil di tubuhnya. 

"Apa tidak ada pakaian lain??" Keluh Jessica sambil memegang celana yang ia pakai agar tidak merosot. Sementara itu Donghae masih mentertawakan Jessica, melihat gadis itu dengan baju dan yang kebesaran, membuatnya harus berkali-kali melipatnya. 

"Tidak ada, pakai saja yang ada dulu. Sekarang makanlah!" Donghae duduk di kursi meja makan, ia menepuk-nepuk kursi di sebelahnya bermaksud untuk menyuruh Jessica duduk. 

Jessica hanya menuruti perintah Donghae. Ia pun duduk di sebelahnya. "Makanlah!" 

Sementara Donghae melahap makanannya, Jessica hanya diam menatap semangkuk sup yang diberikan Donghae. 

"Mau ku suapi?" Tawar Donghae yang melihat Jessica hanya memandangi makannya saja. 

"Ani." Jessica langsung mengambil sendok supnya dan mencobanya. Donghae sedikit menarik ujung bibirnya ke atas, melihat Jessica yang sepertinya salah tingkah. 

"Hahahah.." Donghae tertawa garing membuat Jessica menoleh padanya dan membuat gadis itu bingung. Apa yang Donghae tertawakan? 

"Wa.. wae?" Gugup Jessica. Donghae menggelengkan kepalanya. 

"Ani... hanya lucu saja melihatmu berpakaian seperti itu." Jessica menatap dirinya sendiri yang memakai baju Donghae. Ia juga merasa aneh ketika memakainya. Tapi apa boleh buat? Tak ada lagi pakaian yang bisa ia pakai. 

Jessica mendengus kesal karena sedari tadi Donghae tak juga mengalihkan pandangannya darinya, sesekali namja itu menertawakannya karena melihat Jessica yang memakai baju Donghae. Terlihat lucu dan sedikit aneh. 

"Yaakk!! Berhenti menatapku!!" Sungut Jessica ia memukul bahu Donghae, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Hahahahah. Kau masih malu ne, saat ku pandangi?" Goda Donghae sambil mengikut lengan Jessica. 

Jessica yang merasa kesal karena Donghae menggodanya, ia pun kembali memukul Donghae. Seterusnya seperti itu, Donghae tak ingin berhenti menggoda gadis itu hingga pipi gadis itu merah padam. Sedangkan Jessica sesekali memukul Donghae atau memekik kesal, dan mereka saling melempar canda dan tawa. Sejenak melupakan masalah mereka, keduanya kembali akur seolah memang tak ada masalah di antara mereka. Tapi bagaimana setelah ini?? 

"Aww!! Appo!!" Ringis Donghae saat Jessica mencubit kecil pinggangnya karena Donghae membuat kesal gadis itu. 

"Berhentilah menggodaku!" Jessica mengerucutkan bibirnya kesal. 

"Tuh kan, kau lucu sekali jika sedang kesal.!" Jessica kini memilih diam. Hahh biarkan saja namja itu mengoceh sampai mulutnya berbusa, ia sudah tak peduli lagi. 

Donghae kini menghentikan ocehannya, karena Jessica tak membalasnya. Ocehannya kini tergantikan dengan menatap gadis itu. Menatap setiap inci wajah cantiknya. Membuat Jessica risih. 

Gadis itu hanya menunduk, ia tak berani bertatapan dengan mata sendu milik Donghae. Walau sejujurnya ia merindukan tatapan itu, tapi ia tak sanggup menahan air mata yang mungkin akan terjatuh nantinya bila bertatapan dengan namja itu. 

Jessica hanya bisa diam membatu saat tiba-tiba Donghae memeluknya erat. Hening. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut masing masing. Jessica mulai mengulurkan tangannya, membalas pelukan hangat Donghae. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini. 

Donghae semakin mengeratkan pelukannya. Ia menciumi puncak kepala Jessica. Satu hal yang sangat ia rindukan adalah ketika memeluk gadis itu, serta menghirup aroma parfumnya yang selalu membuatnya tenang. 

Jessica memejamkam matanya. Bisa ia rasakan Donghae yang mencium puncak kepalanya. Ia tak berani berkata-kata, yang ia ingin lakukan sekarang adalah menikmati pelukan hangat yang sangat dirindukannya. 

"tteonajima" bisik Donghae. Ia mengusap lembut rambut Jessica. Sedangkan gadis yang ada dipelukannya itu hanya diam, tak tahu apa yang harus dibicarakannya. 

Bukannya menjawab, Jessica malah menangis. Ahh kenapa ia tidak ahli menahan tangis?? Tangisannya mulai terdengar. 

"Uljima.. mianhae" ucap Donghae lembut seraya mengusap punggung Jessica untuk menenangkannya. 

"Saranghae. Aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku. Jebal!" Donghae melepas pelukannya lalu menatap mata foxy milik gadis itu dalam. Ia menghapus air mata Jessica yang mengalir dengan ibu jarinya. 

"Dengarkan aku.!" Donghae menggenggam erat kedua tangan Jessica. Keduanya masih saling bertatapan. 

"Aku mencintaimu. Disaat aku jauh darimu, aku merindukanmu. Saat aku melihatmu menangis, hatiku ikut merasa sakit. Saat melihatmu dengan namja lain, aku marah, aku cemburu. Saat kau mengucapkan kata pisah, aku ingin mati saja daripada harus hidup tanpamu, itu terlalu menyakitkan untukku" ucap Donghae panjang lebar.

Jessica lagi-lagi hanya diam, ia menatap mata sendu Donghae, mencoba mencari kebohongan disana. Tapi apa yang ia dapatkan? Hanyalah tatapan kasih sayang dan ketulusan yang terpancar disana. 

Donghae menuntun tangan Jessica untuk menyentuh dadanya, agar Jessica tahu bahwa jantungnya selalu berdetak dua kali lebih cepat bila didekat Jessica. 

"Donghae.." Jessica langsung memeluk Donghae dan mulai terisak disana. Donghae kembali merasakan sakit ketika mendengar suara tangisan Jessica yang begitu menohok hatinya. Ia mengusap punggung gadis itu untuk menenangkannya. 

"Uljima.." Jessica masih terisak dalam pelukannya, dan bahkan gadis itu mengeratkan pelukannya. 

"Aku minta padamu untuk bertahan. Aku pasti akan mempertahankan hubungan kita bagaimanapun caranya. Aku tak akan peduli apa orang tua kita akan merestui hubungan kita atau tidak. Yang aku inginkan hanya bersamamu." Ucap Donghae. Ya ia akan tetap mempertahankan cintanya dengan Jessica, walau sekeras apapun eommanya menentang ia tak peduli. Ia juga ingin bahagia bersama pilihannya. Bolehkah ia egois? 

"Donghae, apa kamu tahu kenapa eommamu membenciku??" Tanya Jessica, ia melepas pelukannya. 

Donghae menggeleng. "Molla. Aku tidak peduli. sudah kubilang, aku tetap akan mempertahankanmu!" Donghae meyakinkan Jessica 

"Aniya, bukan begitu maksudku. Apa kau tahu masa lalu eommaku dengan eommamu?" Donghae menautkan kedua halisnya bingung. Masa lalu? Benar juga! Bukankah itu yang sejak lama ia pertanyakan? Mengapa eommanya mendadak membenci Jessica? Pantas saja, saat eommanya bertengkar dengan eomma Jessica, mereka membicarakan masa lalu. Sebenarnya ada apa? Donghae bertanya-tanya dalam hatinya. 

"Wae??" Tanya Donghae penasaran. 

"Aku tahu ini dari eommaku, sebenarnya dulu...................." Jessica mulai menceritakan apa yang di ceritakan eommanya pada Jessica tentang masa lalu eommanya dan eomma Donghae. 

Donghae sedikit kaget dengan apa yang diceritakan Jessica. Ia pikir kelakuan eommanya terlalu kekananak-kanakan. Dendam itu boleh saja, itu wajar, manusiawi. Tapi yang membuat Donghae tak suka adalah kenapa eommanya harus menyankut-pautkan masa lalu yang seharusnya sudah dilupakannya dengan hidupnya. Yang lebih ia tak suka adalah, kenapa eommanya harus membalas dendamnya pada Jessica yang tak tahu apa-apa. 

Jessica melihat Donghae mengepalkan tangannya erat. Pria itu marah. Jessica merutuki dirinya sendiri. Bodoh, kenapa ia malah mengatakan itu pada Donghae. "Kuminta kau jangan melakukan apa-apa pada eommamu." Pinta Jessica dengan raut khawatirnya. Ia khawatir Donghae akan melakukan sesuatu pada eommanya, karena yang ia ketahui Donghae adalah orang yang nekat. 


== 


Jam 07:30 PM, Jessica masih betah dengan tv yang sejak tadi menayangkan drama kesukaannya. Dengan ditemani dengan camilan, membuatnya sedikit menghilangkan rasa bosannya. Ia duduk sendiri di atas sofa empuk milik Donghae ini. Sejak satu jam yang lalu Donghae izin padanya untuk keluar sebentar. Ya Jessica memang belum pulang sejak kemarin. Entah kenapa ia tak berniat untuk pulang, dan malah ia betah disini, bersama Donghae. Bahkan ia melupakan tugasnya sebagai seorang dokter. Tapi tak apalah, ada Sunny disana. Sahabatnya itu pasti mengerti keadaannya sekarang. Tapi bagaimana dengan eomma? Pasti ia hanya sendirian di rumah, karena di tinggal Jessica pergi. Karena appa Jessica yang belum pulang dari tugasnya di London. 

Tak lama kemudian pintu apartemen Donghae terbuka, dan muncullah Donghae disana sambil menenteng sesuatu di kedua tangannya. "Ini, gantilah pakaianmu! Aku tahu kau tak nyaman memakai pakaian itu!" Donghae menyerahkan pakaian yang baru saja ia beli untuk Jessica. 

"Ne," Benar juga, baju ini memang membuat Jessica tak nyaman sedari tadi. Iapun segera memasuki kamar Donghae untuk mengganti pakaiannya.

"Setelah itu, kita makan malam" ucap Donghae sedikit berteriak karena Jessica sudah masuk ke kamarnya. 

Jessica keluar dari kamar Donghae dengan mengenakan baju yang dibeli Donghae untuknya. Terlihat pas dan nyaman. Mereka berduapun makan malam bersama. Setelah itu mereka menonton tv dengan duduk bersabelahan. Donghae yang merangkul Jessica serta Jessica yang menyandarkan kepalanya di bahu Donghae. 

"Donghae? Apa aku merepotkanmu?" Tanya Jessica pelan. 

"Hn? Tidak, sama sekali tidak! Justru aku senang karena bisa bersamamu. Kenapa bertanya seperti itu hn?" 

"Ani, jika kau keberatan bilang saja padaku. Aku akan pergi" balas Jessica.

Donghae menegakkan posisi duduknya dan memegang kedua bahu Jessica. "Dengar, kau sama sekali tak merepotkanku. Justru kau membuatku tenang karena terus berada disampingku. Aku jadi tidak perlu pusing memikirkan keadaanmu, karena kau disini" Ucap Donghae diakhiri dengan senyum manisnya dan Jessica membalas senyumannya. 

"Kalau begitu, bolehkah aku menginap lagi disini?" Tanya Jessica. Sebenarnya ia ragu bertanya tentang ini. Ia belum ingin pulang kerumahnya karena ia merasa lebih nyaman disini. Entahlah, apa karena disini ada Donghae?? 

Donghae mengangguk sambil mengusap rambut Jessica, "ne, kau boleh menginap disini kapanpun kau mau. Anggap saja rumah sendiri!" Donghae tersenyum. 

"Tapi, apa kau tahu dimana ponselku?" Tanya Jessica, sejak tadi malam ia tak melihat ponselnya. 

Donghae dengan cepat meraba-raba sakunya. "Ohh, ini!" Jessica bingung, kenapa ponselnya ada pada Donghae? 

"oh, itu.. tadi malam saat aku membawamu kesini, ponselmu jatuh dan aku membawanya. Aku tidak membukannya" jelas Donghae. Jessica mengerti, lalu ia mengaktifkan ponselnya. Banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari eommanya dan ada juga dari Kyuhyun. Isi pesannya sama, menanyakan keberadaannya. Mereka mengkhawatirkan Jessica. Bahkan ada satu pesan dari eommanya yang berkata Tuan Jung akan pulang dari London, jika Jessica belum juga pulang. 

"Sepertinya aku harus pulang besok. Eomma dan Kyuhyun mengkhawatirkanku." Ucap Jessica. Donghae menoleh ketika mendengar nama Kyuhyun di sebutkan. 

"Kyuhyun?" Donghae memastikan. 

"Ne, wae? Aku hanya menganggapnya sebagai oppaku. Tak lebih" jelas Jessica. Donghae mengangguk, sebenarnya ia tak ingin Jessica pulang. Tapi, eomma Jessica begitu mengkhawatirkan putrinya. Jadi Donghae mengizinkan Jessica pulang. 

"Sebaiknya kau tidur sekarang, tak baik jika tidur terlalu larut." Ucap Donghae, ia mengantarkan Jessica ke kamarnya.

"Jaljayo" Donghae mengecup bibir Jessica, agak lama dan membuat gadis itu menunduk malu setelah Donghae kembali menarik bibirnya. 

"Ne" Jessica lalu menutup pintu kamar Donghae. Donghae tak tahu apa yang dilakukan gadis itu ketika pintu kamarnya telah tertutup. Gadis itu tersenyum sambil memegangi bibirnya. Ia masih bisa merasakan sentuhan lembut bibir Donghae di bibirnya. Hatinya berbunga-bunga, Jessica berlari cepat dan menjatuhkan dirinya di kasur milik Donghae. Ia menyukai tempat ini, disini ia bisa mencium bau namja itu. Ia terduduk sebentar sambil menghirup harum parfum Donghae yang sangat dikenalinya pada selimutnya. Ia melirik kearah nakas, terdapat foto dirinya dengan Donghae, semakin membuatnya berbunga-bunga. Ia lalu berbaring, kembali indra penciumannya mencium aroma Donghae pada bantal putihnya. Jessica menyukai ini, semua serba Donghae. 


== 


"Donghae!" Panggil Jessica. Donghae yang sedang menata makananya menoleh, sedikit mengangkat halisnya.

"Oh, kau sudah bangun?" Tanya Donghae. Jessica mengangguk lalu menghampiri Donghae. 

"Sudah biar aku saja!" Jessica membantu Donghae menata makanan di atas meja. 

"Baiklah jika itu maumu" Donghae duduk di kursi meja makan dan membiarkan Jessica yang menata makanannya. 

"Kita seperti sudah menikah ya?" Cetus Donghae, Jessica hanya tersenyum. 

Ting Tong 

Saat mereka tengah sarapan, tiba-tiba ada yang memencet bel aparteman Donghae. Donghae segera beranjak untuk membukakan pintu. Tapi Jessica segera menahannya. 

"Biar aku saja!" Jessica segera berlari kecil menuju pintu untuk membukanya, sedangkan Donghae melanjutkan sarapannya. 

Jessica terkejut ketika melihat dua orang wanita dihadapannya yang juga sama terkejut sepertinya. Mereka adalah Sooyoung dan eomma Donghae. 

"Waw! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sooyoung dengan nada sedikit membentak. 

"Hey! Kau tidak tahu malu!! Apa yang kau lakukan disini?" Ucap eomma Donghae sama membentak seperti Sooyoung. 

Jessica hanya diam, ia kaget, ia takut, tak tahu apa yang harus ia jawab. Eomma Donghae sudah kesal dengan Jessica, ia tak bisa menahan amarahnya. Eomma Donghae lalu menjambak rambut Jessica. 

"Aaaaahhh.!!!!" Jessica berteriak kesakitan. 

Donghae yang sedang menikmati sarapannya segera berlari menghampiri Jessica, ketika mendengar teriakkan gadis itu. Ia terkejut ketika mendapati Sooyoung dan eommanyalah ternyata yang datang ke apartemannya. Apalagi ketika melihat eommanya sedang menjambak rambut Jessica. 

Segera Donghae melepaskan tangan eommanya dari kepala Jessica dengan sedikit kasar. 

"APA YANG EOMMA LAKUKAN HAHH??" Bentak Donghae, rahangnya mengeras menunjukkan betapa marahnya ia. Donghae segera menarik Jessica ke belakang tubuhnya, seperti anak kecil yang menyembunyikan permen karena takut di pinta oleh orang lain. Seperti halnya Donghae yang menyembunyikan Jessica di belakang tubuhnya, karena ia takut jika Jessica tersakiti lagi. 

"Donghae! Apa kau??? Arrggghhh!!! Kenapa kau membiarkan gadis ini kemari???? Apa kau sudah gila????" Bentak eomma Donghae. 

"Ada apa kalian kemari?" Tanya Donghae dingin, ia hanya melihat lurus ke depan, seolah ia tak ingin melihat muka kedua wanita itu. Tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Jessica, gadis itu hanya menunduk takut di balik tubuh Donghae. 

"Wae? Apa tidak boleh kami datang kemari??" Sooyoung angkat bicara, terdengar dari nada suaranya yang tidak suka dengan adanya Jessica. 

"Jika kalian ingin berkunjung, silahkan berkunjung sesuka kalian!" ucap Donghae ia menarik Jessica masuk, lalu kembali ke pintu dengan jaket yang tersampir di bahu kiri Donghae. 

"Jangan lupa kunci pintunya jika kalian ingin pergi!! Kajja Jess!" Donghae menarik Jessica keluar dari apartemennya. Sooyoung dan eomma Donghae hanya menatap kesal pada Donghae dan Jessica. Mereka yang mulanya ingin membicarakan tentang pernikahan Donghae dan Sooyoung yang akan dilaksanakan di Jeju, terpaksa harus mereka bicarakan nanti setelah Sooyoung dan eomma Donghae melihat keberadaan Jessica di aparteman Donghae. Membuat amarah kedua wanita itu membuncah. 




TBC 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar